Pemimpin Studi Alkitab Donald Trump Sebut Corona Murka Allah ke Kaum Gay

Kamis, 26 Maret 2020 – 14:57 WIB
Ralp Kim Drollinger. Foto: Facebook/thesun

jpnn.com - Pemimpin studi Alkitab kabinet Presiden Donald Trump, Ralp Kim Drollinger, menyatakan bahwa wabah virus corona merupakan bentuk murka Allah kepada kaum gay dan lingkungan.

Pernyataan itu, ditulis oleh Ralp dalam sebuah panduan pengajian mingguan Alkitab di lingkungan Gedung Putih.

BACA JUGA: Cegah Corona, Sumbar Minta Kemenhub Kurangi Penerbangan di Minangkabau

"Sehubungan dengan krisis pandemi corona, ini bukan murka pengabaian Tuhan atau murka kataklismik-Nya, melainkan menabur dan menuai kemarahan," tulis Drollinger dalam sebuah makalah pengajian Alkitab berjudul Apakah Allah Menghakimi Amerika Hari Ini?, lansir thesun.

“Evaluasi Alkitab terhadap situasi ini menunjukkan bahwa Amerika dan negara-negara lain di dunia menuai apa yang telah ditaburkan Tiongkok karena kecerobohan para pemimpin mereka dan kurangnya keterbukaan dan transparansi,” lanjutnya.

BACA JUGA: Donald Trump Minta Disumpah dengan Dua Alkitab

Seperti dilaporkan The Intercept, Drollinger mengkritik "agama lingkungan" dan orang-orang yang menunjukkan "kecenderungan terhadap lesbianisme dan homoseksualitas."

Drollinger melanjutkan, bahwa orang-orang ini (gay dan pegiat lingkungan) telah "diizinkan" oleh umat beriman untuk mendapatkan posisi tinggi dalam pengaruh budaya kita, baik di pemerintahan, sistem pendidikan, media hingga industri.

BACA JUGA: Darurat Corona, PLN Tiadakan Pencatatan Meteran Listrik, Tagihan Diringankan

Kemudian Drollinger menegaskan, bahwa keputusan itu sangat tragis, tidak menguntungkan, dan mahal.

Mantan pemain basket profesional itu mengklaim orang-orang tersebut, sebagian besar bertanggung jawab atas murka Allah yang konsekuensial terhadap bangsa.

Gay dan para pegiat lingkungan bagi Drollinger, merupakan orang-orang yang patut dipersalahkan atas bencana nonalam ini, wabah corona.

Setidaknya, sampai saat ini sudah ada 400 ribu lebih kasus corona di seluruh dunia, dan Amerika Serikat sekitar 50 ribu lebih. (Thesun/mg8/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler