Menurut Sekretaris Majelis Serikat Petani Indonesia (SPI) Kabupaten Cirebon, Dedi Suprayitno, sekitar 1.500 hektare tanaman padi yang ada di Kecamatan Mundu biasanya dialiri air dari Waduk Setupatok melalui saluran irigasi sekunder dan tersier. Namun, satu bulan terakhir ini, waduk yang berada di Desa Setupatok dan Sinarancang itu sudah mengering. “Seharusnya ada upaya dari dinas tersebut (PSDAP, red) untuk membantu para petani,” tuturnya, kemarin (27/8).
Dijelaskan, DPSDAP yang bertugas mengelola tata gilir air harus segera mencari solusi yang bebar-benar efektif guna membantu petani dalam menyelamatkan tanamannya, sehingga tidak terjadi gagal panen. “Bila perlu, buat sumur pantek atau artesis yang bisa digunakan oleh para petani untuk mengairi sawahnya,” jelasnya.
Sementara Kepala Bidang Irigasi DPSDAP Kabupaten Cirebon, Baban, mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada para petani yang ada di Kecamatan Mundu pada bulan April untuk tidak menanam padi pada musim tanam kedua, karena diprediksi akan memasuki musim kemarau yang cukup kering.
Namun, rupanya petani tidak mengindahkan imbauan tersebut. Akibatnya, ketika umur tanaman padi memasuki 2 bulan, pasokan air di Waduk Setupatok kering. “Apa yang kami khawatirkan soal kekeringan, benar-benar terjadi,” katanya.
Kalaupun tetap menanam, lanjut Beben, seharusnya menanam tanaman palawija yang cenderung tidak membutuhkan banyak pasokan air. Soal pembuatan sumur pantek atau artesis, dia mengatakan nyaris tidak bisa diandalkan karena kondisi air payau. “Kalau payau tidak baik untuk tanaman,” jelasnya.
Perlu diketahui, sebenarnya untuk pertanian di wilayah timur Kabupaten Cirebon kondisinya tidak terlalu parah, karena pasokan air dari Bendung Cikeusik, Kabupaten Kuningan, dan Waduk Sedong, masih dialirkan walaupun tak mampu menolong sepenuhnya. Malah yang terparah adalah wilayah barat, karena volume air dari waduk rentang yang dialirkan sudah tidak mencukupi.
“Yang dibutuhkan 12 kubik air, sementara kapasitasnya hanya 2 kubik, pusing membaginya. Kalau dirata-rata untuk satu tahun, kita butuh sekitar 100 ribu kubik air untuk mengairi areal persawahan,” ujar Beben.
Disebutkan, untuk musim kemarau kali ini diperkirakan ada sekitar 3.200 hektare sawah yang ada di Kabupaten Cirebon terancam puso. Sementara, berdasarkan ramalan cuaca dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) hujan diprediksikan akan turun pada pertengahan bulan September, tapi belum terlalu maksimal intensitas hujannya. “Ya, kita hanya bisa berdoa semoga hujan bisa turun lebih cepat,” pungkasnya. (jun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penerbangan Delay, Penumpang Kecewa
Redaktur : Tim Redaksi