Seperti diketahui, 1.163 jiwa dari 303 Kepala Keluarga (KK) diungsikan ke SPN. "Memang banyak pengungsi yang shocked. Itu karena sebagain dari mereka adalah ibu-ibu dan anak-anak. Kami juga telah memberikan pembinaan dan konseling kepada korban yang shock, sehingga psikis mereka tidak terguncang," kata Rycko di hadapan wartawan, Selasa (30/10).
Sayangnya, ia tidak menjelaskan secara rinci kebutuhan logistik yang disiapkan untuk pengungsi tersebut. Ia hanya mengatakan, Pemkab melalui Dinas Kesehatan (Diskes) telah memersiapkan makanan dan obat-obatan bagi pengungsi.
Rycko menegaskan, bagi para korban yang saat ini mendapatkan perawatan di Rumah Sakit sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pemkab Lamsel. Sementara bagi korban luka-luka dan tewas akan mendapatkan santunan. Untuk korban tewas Rp10 juta, sementara luka-luka Rp5 juta.
Lebih lanjut ia mengaku telah kecolongan dengan insiden kerusuhan itu. Sebab, sebelumnya pemkab melalui program-programnya telah berupaya melakukan pembinaan dan pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat guna untuk menghindari terjadinya konflik di masyarakat.
Rycko menambahkan, pihaknya akan terus berupaya untuk mengantisipasi terjadinya konflik di masyarakat. Karenanya Pemkab akan berkoordinasi dengan segenap lapisan masyarakat ataupun tokoh-tokoh yang ada di masyarakat.
Apalagi, peristiwa seperti ini sudah berulang kali terjadi. Karenanya saya berharap semua masyarakat untuk saling menahan diri," ujarnya.(dur/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Batalkan Pengangkatan Brigjen Jodie jadi Kapolda Jabar
Redaktur : Tim Redaksi