jpnn.com - SURABAYA – Langkah Pemkot Surabaya mengemas bangunan cagar budaya (BCB) menjadi tempat wisata kian menggebu. Setelah berencana membeli Penjara Kali Sosok, kali ini pemkot memiliki hasrat untuk membeli rumah tempat kelahiran Presiden Pertama Indonesia Soekarno di Peneleh.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan, pihaknya memang ingin membeli rumah tempat Soekarno dilahirkan. Rencana itu menjadi bagian dari upaya membuat wisata sejarah di Kota Pahlawan. ”Kami ingin mengemasnya menjadi lebih baik,” paparnya.
BACA JUGA: 12 Jam Terapung di Laut, Kapolres Buton Diselamatkan Nelayan
Konsepnya, setelah rumah tersebut dibeli, pemkot akan membuat semacam tur wisata ke objek-objek BCB di Surabaya. Termasuk Penjara Kali Sosok yang juga akan dibeli. ”Tur ini menjadi jurus untuk mengembangkan potensi wisata,” paparnya.
BACA JUGA: Banyuwangi Kembali Gelar Kompetisi Selancar Internasional di Pulau Merah
Sayang, hingga saat ini pemilik rumah tersebut belum sepakat dengan harga yang ditawarkan pemkot. Pemilik rumah meminta harga yang terlalu tinggi. ”Usaha untuk mendapatkan rumah tersebut terus berjalan,” jelas mantan kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu.
Meski demikian, pemkot bakal merealisasikan pembelian rumah itu dalam waktu dekat. Mungkin tahun ini pembelian bisa dilakukan. Dengan begitu, perawatan dan perbaikan rumah yang masuk BCB tipe A itu bisa dilakukan pemkot dengan lebih baik. ”Tentunya bakal mempermudah perawatan rumah itu,” ujarnya.
BACA JUGA: Kapolres dan Ketua PN Buton Ditemukan Selamat
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Surabaya Baktiono menuturkan, pihaknya takjub dengan rencana pemkot membeli sejumlah BCB tersebut. ”Niatnya bagus untuk mengembangkan potensi Surabaya,” ujarnya.
Memang Kota Pahlawan ini belum menggali potensi BCB. Padahal, BCB itu berserakan di mana-mana dengan keindahan dan nilai historisnya yang tinggi. Bahkan, nilainya sama dengan taman yang menjadi unggulan Surabaya. ”BCB ini hanya perlu dipermak menjadi lebih baik,” ujarnya.
Selain itu, BCB perlu diramaikan. Pemkot jangan hanya membelinya, namun harus ada manajemen yang bagus sehingga BCB menjadi ramai pengunjung dan bermanfaat untuk masyarakat. ”Harus dibuat ramai,” terangnya.
Caranya, mengajak warga sekitar dan berbagai komunitas pencinta BCB. Kumpulkan mereka semua dan mulai untuk membuat berbagai acara di BCB tersebut. ”Dengan banyak pengunjung, nanti warga bisa mendapatkan timbal balik secara ekonomi. Kalau sudah begitu, tentu warga akan turut menjaga BCB pemkot,” paparnya. (idr/c10/end)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polda Sultra Kerahkan 57 Personel Cari Kapolres Buton
Redaktur : Tim Redaksi