jpnn.com, SEMARANG - Penerapan smart city di berberapa kabupaten/kota di Jateng menarik perhatian pemerintah Kota Bontang, Kaltim.
Mereka datang jauh-jauh dari Kalimantan Timur ke Jateng hanya untuk belajar bagaimana penerapan smart city itu.
BACA JUGA: Muncul Varian Omicron di Negara Tetangga, Ganjar Langsung Minta Deteksi Dini di Jateng
Rombongan dipimpin Wakil Wali Kota Bontang, Najirah datang ke Kota Semarang. Hadir juga dalam rombongan itu sejumlah kepala dinas terkait di kota Bontang.
Di Jawa Tengah, mereka belajar tentang penerapan smart city di Kota Lumpia itu.
BACA JUGA: Hari KORPRI, Ganjar Minta PNS Tak Perlu Takut pada Rencana Penggunaan Robot
Selain datang ke Kota Semarang, rombongan juga mampir ke kantor provinsi Jateng untuk menemui Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dalam pertemuan itu, Najirah dan rombongan berbagi pandangan serta ide terkait penerapan smart city dengan Ganjar.
BACA JUGA: Bawa Bantuan, Ini Pesan Ganjar Pranowo untuk Warga di Nepal Van Java
"Jadi kami ini ingin belajar tentang smart city di Jawa Tengah. Kami datang ke Kota Semarang karena kota ini sudah menerapkan smart city," ucapnya.
Najirah mengatakan salah satu visi misinya saat pilkada adalah menjadikan Kota Bontang sebagai smart city.
Dia optimistis hal itu akan terwujud dengan cara belajar langsung dari daerah yang sudah menerapkan.
"Makanya kami study banding smart city ini ke Jawa Tengah khususnya di Kota Semarang. Hasil dari sini akan kami terapkan di Kota Bontang," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan untuk mewujudkan smart city itu bukan hal yang sulit.
Namun, lanjut dia, hal yang sulit adalah persiapan sumber daya guna mendukung sistem itu.
"Kalau sistemnya sudah jadi, itu mudah. Yang sulit adalah membiasakan SDM nya karena itu pasti ada perubahan besar," katanya.
Oleh karena itu, Ganjar berpesan pada Najirah untuk menyiapkan SDM di lingkungan Pemkot Bontang.
Hal yang sederhana adalah mereka diajari untuk selalu melayani masyarakat dengan mudah.
"Coba dimulai dulu untuk persiapan SDM. Yang paling mudah adalah menangkap laporan masyarakat. Kalau ASN di Pemkot Bontang sudah terbiasa dengan aduan dan laporan masyarakat, mereka sudah mau merespon. Itu modal dasar. Kalau sistem smart city sudah dibuat, pasti bisa," terangnya.
Di Jawa Tengah sendiri lanjut Ganjar upaya untuk melakukan itu tidak mudah. Namun, pelan dan pasti, perubahan-perubahan terus terjadi dan saat ini sudah semakin baik.
"Untuk pemerintahan yang baik kami punya sistem GRMS, itu mulai e-planning, e-budgeting, e-delivery bisa dikelola secara digital. Kami juga punya banyak kanal untuk pengaduan masyarakat, misalnya Laporgub dan kanal aduan lain," jelasnya.
Ganjar juga menyarankan Pemkot Bontang mendorong semua pemangku kepentingan untuk menggunakan media sosial.
Sebab, medsos itu bisa menjadi alat yang mudah untuk memberikan pelayanan pada masyarakat dan merespon persoalan mereka.
"Medsos itu bagus, kita bisa cepat kerjanya. Bayangkan kalau saya dengan penduduk 35 juta. Kalau menemui mereka satu persatu pasti sulit. Tapi dengan medsos, jangkauannya bisa lebih besar," pungkasnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia