jpnn.com, SURABAYA - Ketersediaan lahan yang terbatas dan jumlah kendaraan yang makin meningkat membuat tempat parkir menjadi sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat Surabaya. Karena itulah, Pemerintah Kota Surabaya fokus membuat gedung parkir. Untuk kawasan Surabaya Timur saja, ada empat yang akan dikembangkan. Di antaranya di Jalan Kertajaya, Jalan Ngagel Jaya, Jalan Arif Rahman Hakim, dan Jalan Prof dr Moestopo.
Rencananya, gedung tersebut dibangun bertingkat agar kapasitasnya lebih banyak. Selain kendaraan roda empat, gedung itu menampung sepeda motor. Namun, pembangunan gedung bertingkat tersebut belum bisa dilaksanakan tahun ini. Sebab, detail engineering design (DED) masih dikerjakan. Selain itu, pembangunan masih menunggu penganggaran.
Meski demikian, Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya tidak mau lahan itu menganggur. Empat lokasi sudah disiapkan untuk dijadikan tempat parkir sementara. ''Pertengahan Juli nanti sudah bisa digunakan masyarakat. Bentuknya berupa parkir tapak," ujar Kepala UPTD Parkir Tempat Khusus Dishub Heri Setiawan.
Dia menambahkan, penyediaan lahan parkir tersebut bertujuan memberikan kemudahan bagi masyarakat. Selain itu, menjaga ketertiban lingkungan dari parkir sembarangan. ''Yang pasti, tempat parkir ini digunakan sepenuhnya untuk parkir umum bagi masyarakat," katanya.
Heri mengatakan, saat ini pematangan lahan sedang dilakukan. Meliputi, perbaikan lahan dan penyediaan sarana-prasarana parkir. ''Seperti rambu, markah, dan petunjuk arah parkir," ujarnya.
Di sisi lain, pembangunan gedung baru ditargetkan selesai dan bisa digunakan sebelum 2020. Rencananya, parkir tersebut menggunakan sistem modular. Saat ada kendaraan masuk, otomatis mesin bergerak dan memilih tempat untuk kendaraan.
Saat ini DED untuk gedung parkir di Jalan Ngagel Jaya dan Jalan Prof dr Moestopo baru memasuki tahap lelang. Jika lelang lancar, pengerjaan DED sudah bisa dimulai pada Juli mendatang.
Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Surabaya Vinsensius Awey mengatakan bahwa yang dilakukan pemkot sudah tepat. Pembangunan sarana parkir tersebut memang diperlukan sesuai dengan kebutuhan yang ada. ''Jangan sampai setelah lahan parkir tidak ada, baru bingung mencari solusinya," katanya.
Menurut dia, gedung vertikal menjadi solusi bagi perkotaan. Lahan yang sempit bisa dimanfaatkan untuk menampung kendaraan dengan jumlah banyak. Selain itu, pembangunan gedung parkir berdampak positif dari sisi pendapatan asli daerah (PAD). ''Bahkan, pada beberapa negara maju, pendapatan dari parkir justru paling besar," katanya.
Selain pembangunan gedung parkir, dia berharap ada perbaikan transportasi umum. Sebab, ketersediaan parkir tanpa transportasi umum yang memadai tidak akan berdampak besar. ''Kalau ada transportasi umum, orang bisa melanjutkan perjalanan dengan sarana tersebut. Tapi, kalau tidak ada, orang akan memilih kendaraan pribadi lagi," katanya. (gal/c7/dio/JPNN/pda)
BACA JUGA: Sekelompok Pria Bawa Senpi Ribut dengan Satpam, Ini Videonya
BACA ARTIKEL LAINNYA... Please, Jangan Kembalikan Jasa Parkir DKI ke Zaman Batu
Redaktur : Tim Redaksi