Seorang warga negara Inggris yang diduga melampaui durasi visanya setelah tinggal di kota tepi laut selama lebih dari satu dekade meminta Menteri Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan Australia, Peter Dutton, untuk menunjukkan belas kasih dan membiarkannya tetap tinggal.

Suzanne Pearson mengatakan bahwa ia teringat momen saat ibunya yang sudah lanjut usia, yang tinggal di wilayah Coffs Harbour bersama ayahnya, pertama kali memintanya datang ke Australia untuk berperan sebagai penjaga penuh waktu.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Hanya Dianggap Sopan Soal Australia Gabung ASEAN

"Saya adalah penopang hidup mereka, ibu saya tak bisa melihat lagi, dan pilihan saya untuk datang ke sini dan merawat mereka dan mencintai mereka sebagai anak perempuan," ujar Suzanne.

"Itu adalah sesuatu yang disukai orang tua yang berada pada tahap terakhir kehidupan mereka. Memiliki seseorang di sekitar mereka."

BACA JUGA: Amnesty International Desak RI Cegah Hukum Pancung di Aceh

Sejak kedatangannya di tahun 2007, perempuan berusia 55 tahun itu mengatakan bahwa ia berjuang untuk memperbarui visa sementara sebelum Menteri Imigrasi Chris Bowen memberinya perpanjangan lima tahun untuk tinggal di negara tersebut demi merawat orang tuanya.

Tapi akhirnya, masa tinggalnya sudah habis lagi.

BACA JUGA: Satu Lagi Korban Meninggal Terkait Buah Rockmelon di Australia

"Bagaimana mereka bisa memaksa saya untuk pergi? Saya merasa sedih. Ibu saya terkena stroke," kata Suzanne.

"Siapa yang akan merawat mereka?"

Pada tahun 2015, orang tua Suzanne meninggal dunia dengan jarak beberapa bulan antara satu sama lain, dan setelah beberapa upaya untuk tetap tinggal di Australia, Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan, di bawah Menteri Dutton, telah memerintahkannya untuk meninggalkan negara itu pada pekan depan.
Prospek untuk memulai kembali

Suzanne mengakui bahwa banyak orang mungkin tidak memiliki empati terhadap statusnya sebagai orang yang melampaui batas tinggal visa, tapi ia yakin bahwa dirinya telah melakukan yang terbaik untuk berkontribusi pada masyarakat dan tentunya membangun kehidupan untuk dirinya sendiri di Coffs Harbour.

Memikirkan prospek kembali ke Inggris, ada rasa sakit hati, cemas dan sedih.

"Saya tak mengenal siapapun lagi. Saya tak akan terlalu emosional disini tapi saya hancur," akunya.

"Saya punya beberapa teman dekat di sini, saya memiliki dua anak baptis di sini. Saya sekarang berusia 55 tahun dan untuk memulai lagi dan mencoba berteman di tempat baru terlalu merepotkan," tutur Suzanne.

Walau memiliki visa sementara, Suzanne mengatakan bahwa ia tak bisa bekerja -menurut persyaratan visanya -sehingga ia menceburkan dirinya ke dalam proyek sukarela.

Ia mendapat pujian dari Dinas Layanan Darurat New South Wales atas pekerjaannya sebagai penyelamat selama berbagai peristiwa banjir di negara bagian tersebut.

Veteran dan kapten patroli di Klub Sawtell Surf Life Saving, Jeff Gray, teringat bagaimana Suzanne juga bertanggung jawab menyelamatkan seorang perempuan selama tugasnya sebagai relawan penjaga pantai.

"Ia tersapu ombak, ia terlihat jelas mengalami kesulitan," kata Gray.

"Suzanne pergi ke sana dan bisa menyelamatkannya dan membawanya kembali."

"Ia menghabiskan banyak waktu untuk mengawasi perenang di batas bendera selama beberapa tahun." Photo: Suzanne dipotret bersama orang tuanya di Coffs Harbour sebelum mereka meninggal dunia tahun 2015. (Supplied: Suzanne Pearson)

Pekerjaan relawan bawa berkah

Suzanne, yang merupakan operator kapal bersertifikasi sebelum datang ke Australia, tinggal di kapal pesiar tua yang reyot di wilayah Coffs Harbour Marina sejak orang tuanya meninggal.

"Ia bisa mengambil banyak bagian perahu dan membangunnya kembali," kata manajer Coffs Harbour Marina, Elise Curry.

Ia teringat bagaimana Suzanna "terlihat menonjol" selama sebuah peristiwa badai yang menghancurkan sejumlah bagian Marina tersebut pada bulan Juni 2016.

"Kami semua tahu badai akan datang tapi kami mendadak terperangkap karena intensitasnya, dan Suzi ada di dek sebelum itu semua mulai," kata Curry.

"Anda membutuhkan orang untuk bekerja sedikit ekstra dan menjadi relawan adalah bagian besar dari apa yang membuat Coffs Harbour menjadi seperti ini."

"Kami punya banyak kapal yang berkunjung. Mereka tak punya rumah untuk dituju. Prioritaskan siapa yang akan dirawat ... itulah yang dilakukan para relawan."

"Ada orang yang ketakutan. Mereka duduk di sana, mereka bahkan tak bisa bicara."Peran yang baik tak menjamin visa

Ada lebih dari 64.000 orang yang tinggal di Australia secara tidak sah dengan visa sementara yang kadaluarsa.

Pakar imigrasi, David Prince, mengatakan banyak orang dengan visa sementara menjalani proses mencari tempat tinggal tetap, dan mereka yang pengajuannya ditolak oleh sebuah pengadilan memiliki kesempatan untuk meminta Menteri Imigrasi untuk melakukan intervensi dalam kasus mereka. Photo: Suzanne mengatakan, ia melakukan yang terbaik untuk berkontribusi di masyarakat setempat dan menciptakan kehidupan untuk dirinya sendiri di Coffs Harbour. (ABC Coffs Coast: Dom Vukovic)

Ia mengatakan bahwa Menteri bisa melakukan intervensi atas dasar belas kasih dan membuat keputusan untuk mengizinkan orang tersebut bertahan jika kondisinya dinilai baik"demi kepentingan umum".

Tapi ia mengatakan, patokan untuk hal itu umumnya sangat tinggi dan sepenuhnya bergantung pada Menteri.

"Kami memiliki seorang perempuan dari kepulauan Pasifik yang menderita leukemia dan tidak ada pengobatan kemoterapi di sana," kata Prince.

"Jika ia kembali ke negara itu, ia meninggal."

"Jadi ia berhasil (tetap tinggal) - karena Menteri ikut campur dalam kasusnya dan ia diijinkan untuk tinggal."

Dalam sebuah upaya terakhir, Suzanne telah mengajukan agar Menteri Dutton turun tangan dalam kasusnya, meminta agar ia diizinkan tinggal sebagai penduduk tetap.

Jawabannya tidak, dan Suzanne diharuskan meninggalkan negara itu pada hari Rabu (21/3/2018) atau menghadapi prospek untuk ditahan.

Dalam sebuah pernyataan Departemen Imigrasi mengatakan:

Intervensi menteri bukan merupakan perpanjangan dari proses visa.
Seseorang bisa menulis surat kepada Menteri dan meminta intervensi, namun Menteri tidak bisa dipaksa untuk menjalankan kekuasaannya dan ia tidak diharuskan untuk menjelaskan keputusannya mengenai kasus apapun.

Suzanne telah meluncurkan sebuah petisi di change.org untuk mencoba dan mengubah keputusan Pemerintah Australia dan ia mengatakan bahwa ia masih memiliki "secercah harapan" dirinya mungkin diijinkan untuk tinggal.

Catatan redaksi (16/3/2018): Sebelumnya disebutkan bahwa Suzanne melanggar izin tinggal visanya. Ia kemudian mengklarifikasi bahwa ia memiliki visa sementara (bridging visa), yang akan habis pada hari Rabu (21/3/2018), artinya ia tidak melanggar masa tinggal visanya.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Meningkat Kasus Sensitif Terhadap Bahan Kimia Di Australia

Berita Terkait