jpnn.com - JAKARTA – Pemprov terus merealisasikan pembangunan flat (rumah susun) untuk tempat relokasi warga. Rabu (10/9), Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan peletakan batu pertama pembangunan Flat Rawa Bebek di Jalan Rawa Bebek, Kelurahan Pulogadung, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
Flat yang dibangun oleh Summarecon tersebut termasuk salah satu upaya pemprov untuk memenuhi target pembangunan 2.100 unit flat hingga September 2015. Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI Jakarta Yonathan Pasodung mengatakan, flat yang akan dibangun di kawasan Rawa Bebek itu terdiri atas 14 blok berlantai enam dengan dua tower berlantai 16.
BACA JUGA: Gerindra Curiga Ahok Segera Pindah Partai
Pembangunan 14 blok dilakukan oleh tiga unsur. Yakni, empat blok oleh Pemprov DKI Jakarta, enam blok oleh Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan empat blok oleh Pengembang (Summarecon).
Empat blok berlantai enam dibangun oleh Summarecon di atas lahan seluas 176.448 meter persegi. “Nanti, kita akan lengkapi dengan fasilitas TK, SD, masjid, balai kesehatan, balai warga, tempat bermain anak, taman, ruang duka, unit difabel, gudang, dan pos keamanan,” terang Yonathan pada acara peresmian itu.
BACA JUGA: Siap Ceraikan Gerindra, Ahok Buka-bukaan Soal Pencalonannya
Flat akan dilengkapi dengan lift dan anak tangga. Setiap lantai di empat blok itu terdiri atas 20 unit. Dengan demikian, total hunian seluruh blok mencapai 400 unit.
Sedangkan enam blok yang telah dibangun oleh Kemenpera sejak 2013 lalu terdiri atas 720 unit hunian. Letaknya tidak jauh dari lokasi empat blok flat yang akan dibangun oleh PT Waskita Karya dan diperuntukkan para buruh. Namun, kondisi flat Kemenpera itu kini mangkrak. “Itu punya Kemenpera. Kenapa mangkrak? Kemenpera yang tahu karena bukan ranah kita,” ucap Yonathan.
BACA JUGA: Tinggalkan Gerindra, Ahok tak Tau Terima Kasih
Dia menambahkan, selain membangun empat blok, Pemprov DKI Jakarta juga akan membangun dua tower berlantai 16 pada 2015. Rencananya, flat tersebut memiliki 570 unit. “Dana pembangunannya menggunakan APBD,” ujarnya.
Yonathan menambahkan, sesuai ketentuan tata kota, hanya dua tower yang boleh berlantai 16. “Sebenarnya kita mau 18 lantai semua, tapi kita harus sesuaikan dengan KLB (koefisien lantai bangunan, Red),” katanya.
Sementara itu, Direksi PT Summarecon Agung Adrianto P. Adhi mengatakan, proses tender bisa memakan waktu dua bulan. Karena itu, kemungkinan pembangunan flat tersebut dimulai pada akhir tahun ini. “Gambarnya belum kita terima. Harapannya Desember sudah jalan,” katanya.
Dia menegaskan, pembangunan flat tersebut merupakan kewajiban ketika pihaknya mendapatkan SIPPT (Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah). Namun, dia belum bisa menghitung kebutuhan anggaran sebelum gambar desain flat selesai. “Ini tanggung jawab kita atas pembangunan Grand Orchard di Kelapa Gading,” terangnya.
Pihaknya menargetkan pengerjaan flat tersebut selesai dalam delapan bulan. “Pemprov minta empat bulan, kita sepakatnya enam bulan. Tapi kalau cuaca bagus, kalau enggak ya tetap delapan bulan,” ujarnya.
Gubernur Joko Widodo mengatakan, empat blok flat yang dibangun pemprov bisa rampung tahun ini. Namun, khusus dua tower, direncanakan baru selesai tahun depan. “Dana empat blok oleh pemprov itu menggunakan APBD, satu bloknya sekitar Rp 20 miliar. Ke depan, setiap tahun kita bangun 200 flat,” jelasnya.
Dia menjelaskan, kebutuhan flat di Jakarta sangat tinggi. Sebab, flat tersebut bakal menjadi tempat relokasi warga yang tinggal di bantaran kali atau waduk. Misalnya kali Ciliwung, Kali Krukut, Kali Sunter, dan Waduk Ria-Rio.
Menurut dia, flat itu juga harus didukung berbagai unsur. Misalnya, akses atau jalan, transportasi, maupun pasar. “Kita harapkan tidak seperti Flat Marunda yang pertama, kosong semuanya. Untungnya saat ini sudah diisi,” katanya.
Dia berharap, sebelum flat itu selesai dibangun, warga yang akan mengisi flat sudah antre. “Semua warga yang tinggal di bantaran sungai dan kampung kumuh akan kita pindahkan. Nanti kita akan pindahkan satu RT atau satu RW langsung,” ujarnya. (rya/oni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jika Keluar Partai, Gerindra Tidak Bela Ahok
Redaktur : Tim Redaksi