jpnn.com, JAKARTA - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta dan Katapel.ID berkolaborasi untuk menjadi hub bagi industri kekayaan intelektual tanah air.
Keduanya menggelat Katapel Jakarta yang merupakan program bimbingan teknis (bimtek) CHSE dan komersialisasi produk kreatif berbasis kekayaan intelektual.
BACA JUGA: Pemprov DKI Siap Jalankan Kebijakan Pusat soal Isolasi WNA
Para peserta bimtek dibekali pengetahuan tentang kekayaan intelektual, pengembangan hak kekayaan intelektual kreatif, dan cara komersialisasinya.
Selain itu, peserta juga difasilitasi untuk mendaftarkan merek hak kekayaan intelektual (HKI) mereka.
BACA JUGA: Pemprov DKI Gelar Pangan Murah di 7 Pasar Ibu Kota
Plt. Kepala dinas pariwisata dan ekonomi kreatif DKI Jakarta, Gumilar Ekalaya menuturkan Jakarta siap menjadi hub bagi segenap karya kreatif di tanah air.
“Kreativitas anak-anak muda di Jakarta memiliki potensi yang sangat besar untuk kita kembangkan. Sebagai bentuk nyata dari semangat city of collaboration, pemerintah hadir melalui kegiatan ini,” kata dia, Selasa (29/12).
Dia berharap lebih banyak anak muda mengerti industri kekayaan intelektual dan mendapatkan nilai ekonomi yang maksimal.
“Dengan demikian, Jakarta akan dikenal sebagai ekosistem yang tepat bagi para kreator,” sambung Gumilar.
Bambang Sutedja yang merupakan praktisi lisensi senior menjelaskan, ketika taman wahana mengalami penurunan yang drastis dari sisi pengunjung saat pandemi, Disney beralih ke Disney+ dan menjadi salah satu penyelamat mereka.
“Ini membuktikan industri kekayaan intelektual kreatif mempunyai masa depan yang cerah. Kreator Indonesia bisa segera mengambil bagian di dalamnya melihat kita mempunyai potensi yang tinggi.” terang Bambang.
Narasumber lain, Helena Irma, menekankan pentingnya pengetahuan akan kebutuhan market.
“Dalam pengembangan sebuah karya intelektual dibutuhkan perencanaan yang matang,” kata dia.
Sementara itu, Program Director Katapel.ID Robby Wahyudi berharap Katapel Jakarta bisa menjadi kesempatan bagi para peserta untuk kian mengetahui berbagai hal seputar komersialisasi kekayaan intelektual.
"Ajang ini dirasakan perlu sebab selama ini banyak kreator memiliki kekayaan intelektual, tetapi kesulitan melakukan komersialisasi,” kata Robby. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil