JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta terus melakukan pembenahan armada Transjakarta. Setelah menganggarkan penambahan 450 unit bus dalam APBD 2013, Pemprov DKI Jakarta juga akan menambah 234 bus lagi.
Ratusan bus tambahan itu dibeli menggunakan dana dari pihak operator. "76 unit bulan Oktober operatornya Bianglala dan sisanya 158 itu sedang proses lelang," ujar Kepala Dinas Perhubungan Pemprov DKI, Udar Pristono kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (14/3).
Menurut Pristono, 158 bus akan dipergunakan di koridor XII dan XIII. Sementara 76 unit untuk peremajaan bus-bus tua di koridor II dan III.
Pengadaan bus ini menggunakan sistem lelang investasi. Dengan sistem ini, pihak operator yang menyediakan bis akan mendapatkan fee investasi, fee operasional dan fee manajemen. Artinya, operator akan mendapatkan pembayaran yang nilainya lebih besar dibanding operator yang tidak menyediakan armada bus.
"Kalau pengadaan busnya dari kita rupiah perkilometernya itu hanya operator dan manajemen. Tapi kalau busnya dari operator maka yang dibayar adalah operator, manajemen dan investasi. Rupiah perkilometernya lebih besar kalau dibandingkan dengan busnya yang beli Pemprov," terang Pristono.
Lebih lanjut Pristono mengatakan, pada tahun 2013 ini Pemprov DKI juga merencanakan perbaikan mutu angkutan umum secara besar-besaran. Hal ini dilakukan untuk menopang penerapan kebijakan pembatasan kendaraan bermotor dengan sistem ganjil-genap.
"Dengan adanya penambahan ini, ganjil genap akan lebih tidak beresiko karena angkutan massalnya banyak," imbuhnya. (dil/jpnn)
Ratusan bus tambahan itu dibeli menggunakan dana dari pihak operator. "76 unit bulan Oktober operatornya Bianglala dan sisanya 158 itu sedang proses lelang," ujar Kepala Dinas Perhubungan Pemprov DKI, Udar Pristono kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (14/3).
Menurut Pristono, 158 bus akan dipergunakan di koridor XII dan XIII. Sementara 76 unit untuk peremajaan bus-bus tua di koridor II dan III.
Pengadaan bus ini menggunakan sistem lelang investasi. Dengan sistem ini, pihak operator yang menyediakan bis akan mendapatkan fee investasi, fee operasional dan fee manajemen. Artinya, operator akan mendapatkan pembayaran yang nilainya lebih besar dibanding operator yang tidak menyediakan armada bus.
"Kalau pengadaan busnya dari kita rupiah perkilometernya itu hanya operator dan manajemen. Tapi kalau busnya dari operator maka yang dibayar adalah operator, manajemen dan investasi. Rupiah perkilometernya lebih besar kalau dibandingkan dengan busnya yang beli Pemprov," terang Pristono.
Lebih lanjut Pristono mengatakan, pada tahun 2013 ini Pemprov DKI juga merencanakan perbaikan mutu angkutan umum secara besar-besaran. Hal ini dilakukan untuk menopang penerapan kebijakan pembatasan kendaraan bermotor dengan sistem ganjil-genap.
"Dengan adanya penambahan ini, ganjil genap akan lebih tidak beresiko karena angkutan massalnya banyak," imbuhnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Transjakarta Angkat Tangan Soal Kesenjangan Gaji Supir
Redaktur : Tim Redaksi