Pemprov Jateng Sudah Menggelar Gerakan Pangan Murah 99 Kali, Omsetnya Mencapai Rp 5,6 Miliar

Jumat, 15 Maret 2024 – 15:32 WIB
Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana saat meninjau kegiatan GPM dan launching penyaluran Program Subsidi Pangan Provinsi Jawa Tengah di Kelurahan Pekunden, Kota Semarang, Jumat (15/3/2024). Foto: Humas Pemprov Jateng

jpnn.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) selama 99 kali sejak Januari-awal Maret 2024. Omset dari kegiatan tersebut mencapai Rp 5,6 miliar.

Kegiatan tersebut akan terus digenjot pada Ramadan hingga menjelang Idulfitri supaya mampu menjaga laju inflasi sekaligus menyediakan pangan terjangkau bagi masyarakat.

BACA JUGA: 6 Daerah Terendam Banjir, Pemprov Jateng Kerahkan Tagana dan Distribusikan Logistik

“GPM sangat dibutuhkan untuk menjaga keterjangkauan masyarakat untuk membeli bahan pokok,” kata Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana saat meninjau kegiatan GPM dan launching penyaluran Program Subsidi Pangan Provinsi Jawa Tengah di Kelurahan Pekunden, Kota Semarang, Jumat (15/3/2024).

Pelaksanaan GPM serentak pertama dilakukan pada 8 Maret 2024 di 5 titik. Yaitu Kota Semarang, Kota Surakarta, Kabupaten Batang, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Banyumas. Pada saat itu telah digelontorkan beras di masyarakat sebanyak 24 ton.

BACA JUGA: Meriahkan Ramadan, Pemprov Jateng Gelar Tarling di 18 Lokasi

GPM di Kelurahan Pekunden merupakan bagian dari GPM Serentak kedua yang digelar di Provinsi Jawa Tengah.

Ada lima daerah yang secara bersamaan menggelar kegiatan serupa, yaitu Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Tegal, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Banyumas dengan total penyaluran beras SPHP sebanyak 33 ton.

BACA JUGA: Pemprov Jateng-BI Gelar Gerakan Pangan Murah di 4 Daerah

Upaya ini diharapkan tidak berhenti sampai di sini, namun harus semakin masif dilakukan oleh Kabupaten/Kota dengan berkoordinasi dengan Perum Bulog,” katanya.

Dia manergetkan pelaksanaan GPM se-Jawa Tengah hingga menjelang Idul Fitri nanti bisa sampai 130 kali.

Sebab, Nana menjelaskan, angka inflasi Jawa Tengah pada Februari 2024 secara tahunan (year on year/YoY) 2,98 persen atau naik sebesar 0,29 persen dari Januari 2024. Secara bulanan (month to month/MtM) inflasi Jawa Tengah sebesar 0,57 persen.

"Andil terbesar inflasi Jawa Tengah pada Februari 2024 disumbang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau," ujarnya.

Oleh karena itu, kegiatan GPM yang dirangkai dengan Program Subsidi Harga Pangan ini diharapkan mampu  menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi.

Adapun terkait penyaluran fasilitasi distribusi pangan, diprioritaskan melalui 322 kios pangan murah tersebar di 35 kabupaten/kota, dengan komoditas beras dan telur ayam ras.

Penyaluran subsidi pangan tersebut dilakukan pada saat terjadi gejolak harga, baik tingkat produsen bila terjadi penurunan harga di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP) maupun tingkat konsumen, bila terjadi kenaikan harga di atas HAP pada rata-rata perkembangan harga mingguan.

"Intervensi subsidi harga tingkat konsumen yang menjadi prioritas adalah komoditas beras medium, gula pasir, dan telur ayam ras," ujar Nana.

Besaran subsidi beras medium Rp 2.550/Kg, subsidi gula pasir Rp 2.550/Kg, dan subsidi telur ayam ras Rp 3.650/Kg.

Pemprov Jateng juga berkoordinasi dengan Polda Jateng serta BI untuk memantau harga bahan pokok yang ada di pasaran.

Dia berharap tidak ada penimbunan yang dilakukan oleh pihak atau oknum yang tidak bertanggung jawab.(jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler