jpnn.com, SURABAYA - Adu argumen antara Pemprov Jawa Timur dengan Pemerintah Kota Surabaya soal penanganan klaster baru corona di pabrik rokok H.M Sampoerna sudah mulai mereda.
Koordinator Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr. Joni Wahyuadi, lebih memilih cooling down dan mengajak Pemkot Surabaya bekerja sama lebih erat.
BACA JUGA: Klaster Sampoerna Mulai Mengganas, Khofifah Sesalkan Kelambatan Dinkes Kota Surabaya
Menurut dia, dibutuhkan koordinasi yang kuat untuk melayani warga yang terpapar corona. Termasuk, pada perusahaan yang menambah deretan klaster penyebaran covid-19..
Meski mengajak cooling down, Dokter Joni masih tetap menyampaikan sejumlah poin kritik kepada Pemkot Surabaya.
BACA JUGA: Heboh Klaster Sampoerna, Pemkot Surabaya Tak Terima Disalahkan Khofifah
Berikut pesan dari Dokter Joni untuk Pemkot Surabaya:
1. Pemkot Surabaya harus koordinatif
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Panglima TNI Beber Kelemahan Indonesia, Klaster Baru Corona di Freeport
Dokter Joni meminta Pemkot Surabaya berkoordinasi baik dengan Pemerintah Provinsi Jatim dalam rangka penanganan corona. Karena, ada hal-hal yang dirasa missed dan membuat permasalahan baru.
2. Jangan merasa yang paling benar
Dalam menangani pandemi Covid-19 ini, pemerintah kota di-backup provinsi. Jadi penanganannya harus bersama-sama.
Jangan merasa yang paling benar, tidak ada yang paling benar mengenai Covid-19 ini. "Yang paling benar Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Joni.
3. Bantahan Pemkot hanya lewat media sosial
Pernyataan ini dikeluarkan oleh dr. Joni Wahyuadi setelah mengetahui Pemerintah Kota Surabaya tak mau dianggap lambat dalam menangani klaster Sampoerna.
Kemarin, Pemerintah Kota Surabaya memang membantah dengan mengadakan konferensi pers. Sedangkan untuk surat bantahan resmi, Joni mengaku belum menerima dari Pemkot Surabaya.
4. Mengajak untuk gotong royong
Dokter Joni mengutip pernyataan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang mengajak untuk gotong-royong, karena masalah ini adalah masalah besar.
"Tidak untuk engkel-engkelan, tapi untuk diselesaikan bareng," kata Joni.
(ngopibareng/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia