jpnn.com, JAKARTA - Ketua Forum Pelajar Sadar Hukum dan HAM (FPSH HAM) Jawa Barat Nandi menjadi sorotan karena perannya dalam bidang pendidikan hukum dan HAM.
Usahanya tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga menghasilkan pengembangan program bersejarah.
BACA JUGA: KPK Pastikan Proses Hukum Kasus Korupsi Tetap Berjalan di Tengah Pemilu
Salah satu prestasinya adalah gagasan inovatifnya pada 2020, di mana dia menciptakan dan menggagas sistem asesmen seleksi bagi Duta Hukum dan HAM.
FPSH HAM Jawa Barat kini memiliki keanggotaan yang mencengangkan, mencapai 37.123 orang.
BACA JUGA: Peragakan 50 Adegan di Rekonstruksi Pembunuhan Zidan Mahasiswa UI, Altaf Terancam Hukuman Mati
“Mencerminkan semakin meningkatnya antusiasme di kalangan pemuda untuk terlibat dalam isu-isu hukum dan hak asasi manusia,” ucap Nandi dalam keterangannya, Selasa (29/8).
Menurut Nandi, landasan kontribusinya terletak pada program inovatifnya untuk memilih dan membina Duta Hukum dan HAM.
Program ini dirancang untuk mengidentifikasi dan memberdayakan individu muda yang bersemangat dalam advokasi hukum dan HAM, serta telah mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal.
Tahun demi tahun, jumlah Duta Hukum dan HAM terus berkembang secara substansial, yang mencerminkan efektivitas dan relevansi program ini.
“Para duta ini tidak hanya paham tentang masalah hukum dan HAM, tetapi juga dilengkapi dengan keterampilan untuk berinteraksi dengan masyarakat, menyebarkan kesadaran, dan mempromosikan perubahan positif,” kata dia.
Nandi menuturkan mereka bukan hanya memiliki pemahaman dalam hukum dan HAM, tetapi juga menjadi alat untuk menebarkan kebijakan dan mendorong gerakan perubahan menuju keadilan yang lebih terang.
Perjalanan pemuda asal Ciamis menuju kepemimpinan didorong oleh komitmennya yang teguh untuk meningkatkan kesadaran tentang hukum dan hak asasi manusia di kalangan pemuda.
Pendekatan akar rumputnya dan kemampuannya untuk memotivasi para pemuda telah menjadi faktor penting dalam menjadikan FPSH HAM Jawa Barat sebagai kekuatan yang patut diperhitungkan dalam advokasi HAM.
“Tidak ada usia yang terlalu muda untuk membangun perubahan dan tidak ada usia yang terlalu tua untuk belajar dari perjalanan tersebut," tutur Nandi. (mcr4/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi