jpnn.com, MALANG - Pemuda punya peran penting dalam menjaga keutuhan NKRI. Salah satu persoalan yang menjadi tantangan sekarang ialah bagaimana sikap mereka dalam menyikapi pluralitas di negeri ini.
Dengan latar masyarakat yang heterogen, kekhawatiran adanya disintegrasi bangsa lantaran dipicu masalah isu agama misalnya, harus dijadikan momentum bagi generasi milenial untuk mengubah paradigma berpikirnya.
BACA JUGA: Santuni 150 Yatim, KNPI Ajak Masyarakat Saling Bersinergi di Tengah Pandemi
Saling menguatkan, menghargai perbedaan, serta memberikan kontribusi yang konkret bagi bangsa.
Demikian merupakan intisari dari diskusi bertajuk 'Moderasi Milenial Lintas Agama' yang diselenggarakan DPP KNPI di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (12/12).
BACA JUGA: Anak Buah Kombes Tubagus Ade Bergerak ke Bandung, Adji Subhi Ditangkap di Apartemen
Giat ini merupakan rangkaian acara Rapat Pimpinan Paripurna Nasional (Rapimpurnas) DPP KNPI yang berlangsung hari ini hingga Selasa (14/12).
"Anak muda tidak boleh terlalu ego karena akan membuat pemuda ketinggalan. Pemuda tidak boleh terbelah, karena tidak akan besar. Yang dibutuhkan oleh pemuda adalah kebersamaan, kolaborasi dan meningkatkan kapasitas," kata Ketua Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto saat menjadi pembicara.
Cak Nanto -sapaannya- menjelaskan bahwa milenial harus menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI, dan isu moderasi lintas agama harus dilihat sebagai ikhtiar bersama untuk saling menjaga satu sama lain.
"Toleransi kuncinya. Tidak gampang menjustifikasi, merasa paling benar sensitif. Harus saling menghargai," jelas dia.
Hal senada diungkapkan Ketua Pemuda Katolik Stevanus Asat Gusman.
Stevanus menegaskan kalau isu agama hari ini telah menguat dan tidak pernah tuntas. Kondisi ini menjadi sesuatu yang berbahaya karena bisa menjurus perpecahan.
"Tugas kita yang berada di pimpinan nasional adalah menyelesaikan konflik ini sampai struktur bawah dalam keorganisasian," kata dia.
Dalam tataran elite, kata dia, persoalan perbedaan agama mungkin sudah selesai namun di tataran akar rumput belum selesai.
"Sehingga kita harus menjelaskan dan memimpin ini agar bisa menjadi persatuan yang saling menghargai," lanjut Stevanus.
Pembicara terakhir, Ketua Umum Perserikatan Organisasi Nasional Riano menjelaskan bahwa yang utama dari pemuda adalah toleransi. Baik dalam keagamaan dan kehidupan sehari-hari.
"Pemuda harus mengesampingkan emosi keagamaan dan mengedepankan cinta keagamaan karena pada hakikatnya manusia itu saling mengasihi," katanya. (rhs/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti