Menurutnya, kepentingan pragmatis dan primordialisme ternyata masih kuat dalam perkembangan terakhir ini.
“Padahal, sejak bangsa ini sebelum merdeka sudah meninggalkan primordialisme, dengan lahirnya Jong Java 1908 dan seterusnya,” kata Maruarar saat diskusi “Menyoal Nasionalisme dan Kemandirian Pemuda Indonesia” di gedung parlemen, di Jakarta, Jumat (19/10).
“Jadi, untuk tujuan besar, pemuda itu harus meninggalkan primordialisme,” tambah Ara, panggilan akrab Maruarar, dalam diskusi yang dihadiri Ketua Fraksi PAN di DPR, Tjatur Sapto Edy, Ketua Umum KNPI, Taufan EN Rotorasiko dan Ketua Dewan Direktur Sabang Merauke Circle (SMC) , Syahganda Nainggolan, itu.
Ia menegaskan, kaum muda perlu revitalisasi untuk bangkit dan berani memerjuangkan kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Menurutnya, tak cukup mengantarkan perubahan dengan hanya mengganti rezim.
“Melainkan harus mengawalnya sampai akhir bagaimana negara ini berdaulat, mandiri, bersih dan benar-benar pembangunan ini untuk rakyat,” katanya.
Tjatur Sapto Edy, mengatakan, nasionalisme, ideologi dan kemandirian itu sudah seharusnya menyatu dalam pemuda. Ia optimis akan lahir pemimpin yang hebat karena Indonesia sebagai bangsa yang besar sejak dahulu. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hartati Merasa Dibenturkan Dengan Artalyta Suryani
Redaktur : Tim Redaksi