Pemuda Katolik Pelopori Gerakan Sedekah Sampah Demi Bonum Commune

Kamis, 28 Oktober 2021 – 08:27 WIB
Sekretaris Jenderal PP Pemuda Katolik Christopher Nugroho (ketiga kanan) bersama Ketua KWI Ignatius Kardinal Suharyo usai berbicara dengan topik “Gerakan Sedekah Sampah oleh Pemuda Katolik” pada Temu Pastores di Plaza Maria Gereja Katedral Jakarta, Rabu (27/10/2021). Foto: Pemuda Katolik

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Pemuda Katolik Christopher Nugroho tampil sebagai pembicara pada Temu Pastores yang dihadiri oleh seluruh Pastor yang berkarya di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ).

Christopher dalam kesempatan itu membawa materi dengan topik “Gerakan Sedekah Sampah oleh Pemuda Katolik” di Plaza Maria Gereja Katedral Jakarta, Rabu (27/10/2021).

BACA JUGA: Rapel dan Bank Sampah PETRA Sukseskan Gerakan Sedekah Sampah

Menurut Christopher, gerakan sedekah sampah (bahan daur ulang) yang diinisiasi oleh Pemuda Katolik ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan wawasan bagi para Pastor dalam karya pelayanan pastoral-evangelisasi di KAJ. Gerakan sedekah sampah selanjutnya akan disosialisasikan ke seluruh umat paroki.

Dia menjelaskan pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi yang pesat di kota-kota besar seperti Jakarta, Bekasi, dan Tangerang Raya telah berdampak pada permasalahan lingkungan dan sampah.

BACA JUGA: Bank Sampah Perlu Standardisasi Nasional, Ini Tujuannya

Jumlah sampah dari kawasan tersebut diperkirakan mencapai 13.000 ton per hari. Pengelolaan sampah dengan cara dikumpulkan – angkut – buang telah menyebabkan kondisi TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) menjadi penuh. Sampah yang bercampur juga menyulitkan pengelolaan sampah di TPA.

Selain itu masih cukup banyak warga masyarakat yang membakar sampah atau membuang sampah di saluran air, sungai, dan laut. Sampah yang tidak ditangani dengan baik telah mencemari tanah, sungai, laut, udara dan merusak lapisan ozon.

BACA JUGA: Sulap Pembuangan Sampah Jadi Wisata Alam, BUMDes Sekapuk Raih Miliaran Rupiah

“Pemilahan sampah sejak dari sumbernya merupakan langkah awal yang penting dalam usaha mengatasi permasalahan sampah,” ujar Christopher.

Menurut Christopher, sampah yang dipilah akan dapat dimanfaatkan sesuai dengan jenisnya. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos, pupuk cair, eco enzyme, dan pakan Maggot BSF.

Lebih lanjut, dia menjelaskan sampah anorganik dapat dipilah sesuai jenis bahannya, dikumpulkan, dan dikirim ke pabrik daur ulang. Minyak jelantah dapat dimanfaatkan untuk bahan baku biodiesel.

“Dengan demikian maka sebagian besar sampah dapat berguna dan tidak mencemari lingkungan,” ujar Christopher di hadapan Ketua KWI sekaligus Uskup Keuskupan Agung Jakarta  Ignatius Kardinal Suharyo dan para pastor di wilayah KAJ.

Christopher mengatakan Pemuda Katolik mengajak umat untuk mulai memilah sampah dan mengumpulkan sampah anorganik di tempat yang disediakan oleh paroki. Layanan pengambilan secara rutin akan dilakukan bekerja sama dengan Rapel (Rapel.id).

Rapel merupakan aplikasi dan sistem untuk pengumpulan sampah anorganik yang sudah dipilah. Gudang sentra pemilahan di sejumlah lokasi akan disiapkan untuk menerima sampah anorganik dari berbagai sumber.

Dia menjelaskan sampah anorganik akan dipilah lebih lanjut dan dikirim ke pabrik daur ulang. Hasil penjualannya dapat digunakan menunjang program sosial paroki dan dana kaderisasi Pemuda Katolik.

“Gerakan pemilahan dan sedekah sampah juga akan membuka lapangan kerja baru, baik sebagai mitra kolektor maupun tenaga pemilahan,” tegas Christopher.

Sejumlah Komda dan Komcab Pemuda Katolik di Jawa Tengah dan DIY telah terlibat dalam sosialisasi dan pelatihan pemilahan sampah.

Pemuda Katolik Komda Banten mendirikan Bank Sampah PETRA di Serpong. Lokasinya berada di Jalan Lengkong Gudang Timur, Serpong dan berdekatan dengan kawasan perumahan Bumi Serpong Damai (BSD).

Menurut Christopher, nama PETRA merupakan singkatan dari Peduli Tangerang Raya dan Pro Ecclesia et Patria (untuk gereja dan tanah air).

Eks Pengurus Pusat PMKRI ini mengatakan situasi dan kondisi yang sulit karena pandemi Covid-19 ternyata juga mendorong munculnya sejumlah kreativitas, termasuk yang dilakukan Pemuda Katolik.

Uskup Ignatius Kardinal Suharyo sangat mengapresiasi dan mendukung inisiatif Pemuda Katolik dalam turut mengatasi permasalahan sampah.

Contoh lainnya, menurut Ignatius Kardinal, Paroki Santo Agustinus di Karawaci, Tangerang juga melakukan penanaman di lahan yang kosong.

Lahan ditanami dengan pohon pisang dan buah pisang yang dipanen kemudian diolah menjadi keripik.

“Karya dan keterlibatan yang telah dilakukan oleh berbagai paroki dan organisasi kiranya dipayungi tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan bersama – bonum commune. Kita harus selalu membangun kesadaran umat untuk menjadi warga negara yang baik,” kata Ignatius Kardinal Suharyo.(fri/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler