jpnn.com, JAKARTA - Perekonomian domestic dan global pada 2021 diprediksi akan memasuki tahap pemulihan meskipun masih melambat.
Salah satu tanda pemulihan perekonomian adalah dengan adanya inflasi, yakni peningkatan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus.
BACA JUGA: Ekonom: Tiongkok Akan Memainkan Peran Penting dalam Pemulihan Ekonomi Dunia
Presiden Direktur BNI Asset Management Putut Endro Andanawarih mengatakan, inflasi 2021 mendatang akan lebih tinggi seiring meningkatnya penyaluran stimulus pemerintah.
“Kebijakan suku bunga Bank Indonesia relatif bertahan di level 3,75-4 persen seiring level inflasi yang mulai meningkat, namun masih ada potensi penurunan suku bunga sebesar 25-50 bps dari level saat ini,” kata dia, dalam webinar Market Outlook 2021 bertema "Resilience to Counter Economic Turbulence", Selasa (17/11).
BACA JUGA: Pemerintah Sebut Upaya Pemulihan Ekonomi-Kesehatan Covid Terus Membaik
Menurut Putut, proyeksi pertumbuhan ekonomi pada level 4 - 5,1 persen (upside risk di 6 persen) pada 2021, didorong oleh gradual recovery dari re-opening economy, khususnya bila vaksin sudah dapat terdistribusi.
Selain itu, diestimasi investasi dan ekspor meningkat, serta belanja dan program stimulus Pemerintah masih cukup solid.
BACA JUGA: Airlangga: Pemerintah Sudah Berada di Jalur Tepat dalam Upaya Pemulihan Ekonomi
“Yield SUN 10 tahun diestimasi bergerak pada kisaran 6,27 – 6,65 persen (risk 7,3 persen) ditopang likuiditas lokal dan kembali masuknya investor asing ke pasar obligasi di Indonesia,” tuturnya.
Putut menambahkan, pada 2021 bila risiko pandemi tidak segera berakhir bisa menjadi risiko global supply dalam jangka menengah. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh