Pemulung di Pintu Air Manggarai Dapat Rezeki Nomplok

Selasa, 21 Januari 2020 – 12:28 WIB
Pemulung di Pintu Air Manggarai memilah sampah botol plastik. Foto: ANTARA/Laily Rahmawaty

jpnn.com, JAKARTA - Tidak semua orang menganggap banjir sebagai musibah. Pemulung di Pintu Air Manggarai, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat misalnya.

Para pemulung mendapat penghasilan lebih ketika banjir yang terjadi saat musim hujan. Mereka berkumpul mencari sampah yang bisa didaur ulang untuk dijual kembali.

BACA JUGA: Larangan Penggunaan Plastik Ancam Kehidupan Pemulung

"Ada pemulung yang cerita waktu banjir awal tahun kemarin bisa dapat Rp 1 juta, ada juga yang Rp 500 ribu dari memulung sampah-sampah anorganik yang bernilai ekonomi," kata Pengawas Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air (UPKBA) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Prasetyo, saat ditemui Senin (20/1).

Prasetyo mengatakan jika air di Pintu Air Manggarai normal yakni ketinggian 700 cm, jumlah pemulung hanya ada tiga orang. Tetapi pada saat banjir, pemulung yang datang bisa mencapai 10 orang lebih.

BACA JUGA: Air Naik Mendadak, Pemulung di Kali Cikarang Tenggelam

"Rata-rata pemulung di Pintu Air Manggarai adalah warga sekitar, jarang ada orang dari luar," katanya.

Menurut Prasetyo, saat banjir sampah-sampah yang dikumpulkan oleh pemulung tidak hanya botol plastik yang bisa didaur ulang, tapi sampah lainnya seperti kulkas, televisi, tabung gas, dan kayu-kayu yang berasal dari rumah warga yang hanyut diterjang banjir.

Penemuan benda-benda tersebut di antara sampah-sampah yang mengapung di Pintu Air Manggarai menjadi milik pemulung yang menemukannya, kadang benda-benda tersebut dijual kembali atau dipakai untuk kebutuhan sendiri.

"Misalnya mereka pernah dapat tabung gas, bisa mereka jual seharga Rp 150 ribu," katanya.

Rendi (32), salah satu pemulung di Pintu Air Manggarai mengatakan, jika arus air normal dirinya bisa mengumpulkan satu hingga tiga karung botol plastik.

Sampah botol plastik tersebut dikumpulkan, lalu dirapikan dengan memisahkan botol dan tutupnya lalu membuang melepas merek plastiknya. Botol yang sudah dirapikan tersebut dimasukkan dalam karung seberat 100 kg lalu dijual ke pengepul di Jalan Manggarai Utara Dua.

"Kalau 100 kg ini bisa dapat Rp 150 ribu," katanya.

Selain botol plastik, tutup botol yang sudah dipisahkan dari botolnya tersebut juga laku dijual sekilonya Rp 2.000.

Rendi mulai memulung di Pintu Air Manggarai sejak tahun 2015. "Waktu banjir Tahun Baru 2020 bisa dapat Rp 700 ribu," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler