Penambahan SPBU di Kota Sorong Belum Medesak

Antrian BBM Diawasi Polisi

Senin, 13 Februari 2012 – 15:12 WIB

SORONG – Kesulitan warga mendapatkan BBM yang ditandai dengan antrian panjang di SPBU belakangan ini menimbulkan wacana untuk dibukanya SPBU baru di Kota Sorong, Papua Barat. Namun demikian, pihak Pertamina menganggap hal tersebut belum diperlukan saat ini.

Sales Representatif Pertamina Unit Pemasaran (UP) VIII Sorong, Beny Huragaol yang ditemui Radar Sorong (JPNN Group) mengatakan, untuk membuka sebuah SPBU butuh banyak pertimbangan.

“Yang perlu dipertimbangkan yakni pertama kebutuhan daerah itu sendiri, sedangkan SPBU ini kan masih ada yang kita renovasi, nanti kalau sudah selesai renovasi maka SPBU yang ada bisa mencukupi. Jadi untuk saat ini, dari empat SPBU yang ada di Kota Sorong masih mencukupi,” tuturnya.

Dikatakannya, dari konsumsi BBM masyarakat Sorong yang pada tahun lalu sudah terjadi over kuota sekitar 3 persen maka akan timbul masalah lain yang lebih kompleks. “Selain itu, masalah ekonomi juga menjadi pertimbangan, misalkan SPBU bekerjasama dengan kita itu sudah untung tentunya, tentunya sebagai partner kita senang kalau partner kita untung. Kalau kita tambah satu lagi, apakah nanti akan mengurangi atau  membuat rugi SPBU lain, atau SPBU yang baru itu dia bisa untung atau tidak, itu harus kita hitung lho,” tukasnya.

Menurutnya, pembukaan SPBU baru memakan waktu lama, kalau SPBU baru dibuka, pihaknya khawatir mengenai keberlangsungan SPBU yang baru tersebut. “Terkait juga keberlangsungan SPBU tersebut. Masalahnya, membangun SPBU ini kan butuh waktu lama, sampai dua tahun, ijinnya saja sampai setahun dan lumayan ribet untuk pengurusannya. Untuk saat ini, menurut kami belum perlu pembukaan SPBU yang baru,” tandasnya.
   
Sementara itu, untuk mengawasi ketertiban antrian BBM di SPBU, Polres Sorong Kota menerjunkan beberapa personilnya di setiap SPBU. Wakapolres Sorong Kota, Kompol Rizki Ferdiansyah SH,S.IK mengatakan, diterjunkannya anggota untuk mengawasi di SPBU guna mengantisipasi adanya pengantri BBM yang nakal, misalnya menggunakan tangki modifikasi kendaraannya dan sebagainya.

Menurutnya, indikasi modus untuk mengumpulkan BBM saat ini tidak lagi dengan cara modifikasi tangki,  melainkan mengantri berulang kali. “Sekarang modusnya mereka mengantri berulang kali, misalnya sekarang ngantri di SPBU ini, selesai mereka ngantri lagi di SPBU lainya,” kata Wakapolres seraya menambahkan hal tersebut menyulitkan untuk diawasi satu persatu.

Ia mengharapkan, sulitnya mendapatkan BBM hingga membuat pengendara harus mengantri panjang dapat diselesaikan dengan mencari solusi masalah oleh pihak-pihak terkait.(ans/reg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nelayan Ditemukan Tewas Terapung di Laut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler