Penambang Pasir Nekat Dekati Merapi

Jumat, 12 November 2010 – 06:00 WIB

BOYOLALI - Status awas Gunung Merapi masih berlaku, awan panas pun masih terus muncul, namun kondisi ini tak membuat para penambang pasir di Kecamatan Cepogo, ciut nyaliBuktinya, kemarin (11/11) ratusan penambang pasir mulai menyerbu sungai-sungai di lereng Merapi

Para penambang pasir baru saja pulang dari pengungsian beraktivitas di Sungai Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo

BACA JUGA: Jalur Awan Panas Sudah Bebas Hambatan

Puluhan truk pasir pun sudah mengantre
Mereka nekat terjun ke sungai mencari pasir lantaran, aktivitas itu satu-satunya mata pencaharian

BACA JUGA: Purworejo Diguyur Abu Merapi

Ditinggal sekitar dua pekan di pengungsian, mereka sudah kehilangan pendapatan
"Nek mboten pados pasir, mengke keluargo mboten saget mangan (kalau tidak mencari pasir, nanti keluarga tidak bisa makan, Red)," kata Sumarno, 61, warga setempat kemarin (11/11).

Padahal, jarak dari puncak Merapi, lokasi penambangan pasir ini hanya sekitar 12 kilometer

BACA JUGA: Banjir Surut, Leptospirosis Ancam Warga Solo

Saat erupsi Merapi terbesar beberapa hari lalu, lokasi ini sempat ditutupNamun, lantaran warga menilai Merapi sudah aman, mereka kembali ke sungai cari pasir.

Para penambang menuturkan, erupsi Merapi beberapa waktu yang lalu justru membawa berkahSebab, saat ini harga pasir justru melonjak naikKenaikan harga pasir ini mencapai 20-30 persen"Pesenan pasir kathah Tapi regane mundak (Permintaan pasir banyakTapi harganya melonjak)," terang Sumarno.
     
Mereka sadar bahwa risiko menambang pasir cukup tinggiSelain itu, naiknya harga ini juga karena tidak beroperasinya alat berat seperti back hoe"Ini rezeki kami Mas (penambang manual), kalau ada back hoe ya harganya lebih murah," kata penambang lain, Haryono, 51, warga Ampel.
     
Dia menjelaskan, harga satu truk pasir mencapai Rp 800 ribuPadahal, sebelum erupsi Merapi, harga pasir masih di kisaran Rp 600 - 700 ribu per trukMeski harga naik, namun kenyataannya masih banyak yang mencari"Sekarang ini memang sulit untuk mencari pasirJadi kalau harganya naik juga tidak apa-apa," tuturnya.

Kenekatan warga itu membuat Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PV-MBG) Surono kesalSebab, meski kondisi Merapi sudah mulai turun, namun status awas level empat masih diberlakukan"Ancaman letusan Merapi masih cukup tinggiSekarang masih beraktivitas skala sedangKondisi ini masih berbahaya," kata Surono tadi malam (11/11).

Bila dilihat secara visual dari pos pengamatan, suara gemuruh  masih terdengar, namun dengan intensitas lemahIntensitas sedang ini masih berdampak pada hujan abu vulkanik yang mengarah ke barat dan barat dayaHujan abu ini terjadi di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, dan wilayah Magelang.

Sedangkan guguran material vulkanik tetap mengalir ke Kali Gendol dengan jarak luncur sekitar satu kilometerMenurut Surono, dari hasil rekaman CCTV yang dipasang di Deles, teramati awan panas dengan jarak luncur tiga kilometer ke arah Kali Gendol pada pukul 0520 dan pukul 06.26.

Menurutnya, secara umum, endapan lahar telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak MerapiDengan aktivitas yang masih cukup tinggi ini, maka  status  aktivitas  Gunung Merapi  masih  tetap pada  tingkat awas (level 4)"Ancaman bahaya Gunung Merapi dapat berupa awan panas dan lahar," tandas dia(vie/oh/un/nan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemulung Buru Serpihan Qantas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler