Penampilan Trio Brazil Semen Padang FC Disorot

Selasa, 08 Maret 2016 – 12:27 WIB
Para pemain Semen Padang FC. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - PADANG – Semen Padang FC harus pulang lebih awal dari ajang Piala Gubernur Kaltim. Kekalahan dengan skor 0-1 di laga terakhir dari tim PON Kaltim membuat Hengki Ardiles dkk terpaku diposisi ketiga grup C. 

Dari tiga pertandingan yang dilakoni, Semen Padang FC hanya meraih tiga poin, hasil dari dua kekalahan dan stu kemenangan. Penampilan trio asing Semen Padang FC langsung mendapat sorotan.

BACA JUGA: BRAVO! Arema Targetkan 2 Trofi Sekaligus

Dari catatan Padang Ekspres (Jawa Pos Group), sepanjang tiga pertandingan di PGK, memang jelas terlihat, trio Brazil yang semula diharapkan untuk bisa menjadi tulang punggung tim belum mampu mendongkrak permainan Kabau Sirah secara keseluruhan. 

Jika dibandingkan dengan pemain-pemain asing yang berhasil membawa Semen Padang ke final PJS beberapa waktu lalu, kualitas Cassio, Fernando, dan Taffarel jelas masih kalah dibandingkan dengan Al Hadji, Yu Hyun Koo, dan James Koko Lomel. Trio asing Kabau Sirah sebelumnya mampu memperlihatkan pengaruhnya terhadap permainan tim.

BACA JUGA: Sriwijaya FC, Dua Lawan Waktu Berdekatan

Lihat saja dipertandingan pembuka menghadapi tuan rumah Persiba Balikpapan, gawang Semen Padang yang ketika itu dijaga Jandia Eka Putra bahkan bisa dibobol dua kali dalam rentang yang tidak terlalu lama. Itu menjadi bukti, duet Cassio dan Handi belum padu. 

Di laga kedua kontra Surabaya United, duet Cassio/Handi kembali dipercaya, meski gawang Kabau Sirah pada pertandingan tersebut tidak kebobolan, tapi penampilan yang ditunjukkan Cassio juga tidak istimewa.

BACA JUGA: Jadi Tuan Rumah, Persib Tak Pasang Target Tinggi

Gagalnya SU membobol gawang Semen Padang lebih karena penampilan cemerlang yang ditunjukkan Rivki Mokodompit di bawah mistar. Setidaknya dua kali mantan kiper Sriwijaya FC dan Mitra Kukar itu harus berhadapan one on one dengan penyerang SU. Beruntung keduanya berhasil digagalkan Rivki.

Pertandingan terakhir, menghadapi pemain-pemain muda PON Kaltim, Cassio dan Handi kembali kecolongan. Kali ini oleh pemain pengganti Rezam Baskoro pada menit ke-69, melalui proses yang cukup biasa pemain muda tersebut bisa lepas dari kawalan pemain belakang. Saat gol tercipta, hanya ada Satrio Syam yang membayangi Rezam.

Fernando Chagas, yang diharapkan menganti posisi Yu Hyun Koo sebagai motor penggerak lini tengah, juga belum memperlihatkan sesuatu yang istimewa sebagai seorang legiun asing. Untuk menjaga kedalaman sebagai seorang gelandang breaker, Fernando memang cukup bagus, tapi dengan statusnya sebagai seorang pemain asing, porsi dan tugasnya dalam tim tidak hanya menjadi penggangu serangan lawan, seharusnya dia juga mampu mem-build up serangan. 

Sayangnya, selama di PGK, ZFernando baru mampu memperlihatkan kontribusi dalam pertahanan, belum untuk penyerangan. Hal itu terbukti, pemain bernomor 30 itu belum membukukan satu assist pun untuk Semen Padang FC. Dia hanya sekali melepaskan tendangan ke arah gawang kontra PON Kaltim yang ketika itu tendangannya masih membentur tiang gawang.

Sorotan palig tajam sudah pasti mengarah kepada Taffarel sebagai juru gedor Kabau Sirah. Sepanjang PGK, Semen Padang hanya membukukan dua gol, yang masing-masing dicetak M Nur Iskandar dan Irsyad Maulana dari hadiah tendangan penalti. 

Sementara Taffarel tidak memperlihatkan kontribusi apapun untuk tim, baik itu dalam permainan maupun dari sisi gol. Bahkan, dua kali diturunkan sebagai starter, Taffarel tidak pernah bermain sampai 90 menit.

Pertandingan pertama, Taffarel hanya bermain selama 58 menit sebelum digantikan Adi Nugroho. Bahkan, dipertandingan kedua, penyerang berpaspor Brazil itu justru hanya menjadi penghangat bangku cadangan. Di pertandingan terakhir, Taffarel juga hanya dimainkan selama 45 menit, sebelum babak kedua digantikan lagi oleh Adi. 

Uniknya lagi, Semen Padang selalu kalah, jika Taffarel dipasang sebagai starter dan mampu menang tanpa kehadirannya, hal itu jelas menjadi bukti kurangnya kontribusi pemain bernomor punggung 8 itu terhadap permainan tim.

Selain penampilan trio asing yang kurang meyakinkan, beberapa pemain lokal yang baru direkrut manajemen juga belum mampu menunjukkan kapasitasnya. Defri Riski yang diharapkan sebagai pengganti Hendra Adi Bayauw juga belum menunjukkan penampilan yang meyakinkan. Bukan hanya itu, matan pemain Mitra Kukar itu bahkan menerima kartu merah di pertandingan pembuka kontra Persiba. 

Kemudian, Riko Simanjuntak. Meski memiliki kecepatan yang sangat dibutuhkan Kabau Sirah, tapi krossing yang dilepaskannya seringkali tidak menemukan rekannya di dalam kotak penalti.

Melihat masih minimnya kontribusi rekrutan anyar, manajemen tim, seperti disebutkan manajer tim, Suranto, akan melakukan evaluasi. “Tentu saja (ada evaluasi),” ujar Suranto saat dihubungi Padang Ekspres (Jawa Pos Group).

Untuk pemain asing yang penampilannya banyak dikritik sepanjang PGK, Suranto mengaku akan menyerahkan hasil evaluasi terhadap manajemen. Apalagi berdasarkan kesepakatan dengan sang agen, Nelson Leon Sanchez, manajemen masih bisa meminta pengganti jika penampilan yang ditunjukkan pemainnya tidak sesuai dengan yang diharapkan manajemen.

“Kami akan serahkan hasil evaluasi ketiganya kepada manajemen. Nanti manajemen yang akan bicara kepada agen pemain,” pungkas Suranto. (cr8/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bertandang ke Markas Chelsea, PSG Janji Bakal Menyerang Terus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler