jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan memastikan untuk penanganan dugaan korupsi di PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri), tidak akan menggunakan skema bailout.
Heri menuturkan, hal tersebut sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK) yang telah disahkan pada 2016.
BACA JUGA: Menhan Prabowo Bentuk Tim Investigasi Asabri
“Engga mungkin (bailout) karena ada UU PPKSK itu,” katanya di Komplek Parlemen Senayan Jakarta, Senin.
Menurutnya, jika Asabri berpotensi berdampak sistemik seperti PT Asuransi Jiwasraya (Persero), maka skemanya bukan bailout, melainkan bail-in yakni penanganan permasalahan likuiditas menggunakan sumber daya internal atau pemegang saham.
BACA JUGA: Saran Sandi Untuk Penuntasan Dugaan Korupsi di Jiwasraya dan Asabri
“Kalau ini berasa sistemik negara tidak akan mengeluarkan bailout yang ada harus bail-in. Ini harus dicari jalan penyelesaiannya seperti apa,” ujarnya.
Tak hanya itu, Heri menuturkan tidak akan ada penyertaan modal negara (PMN) untuk Asabri pada tahun 2020, karena calon penerima PMN telah ada daftarnya.
BACA JUGA: Sandiaga Dorong Audit Forensik di Jiwasraya dan Asabri
“Enggak ada tambahan PMN itu untuk Jiwasraya dan Asabri. Kalau toh diajukan maka yang pertama kali menolak adalah tempat kami,” katanya.
Ia mengatakan, hingga saat ini Komisi XI belum mendapatkan laporan langsung mengenai kondisi keuangan Asabri sehingga belum dapat diputuskan langkah yang akan diambil oleh pemerintah untuk menyelesaikannya.
“Ini harus mereka yang menjelaskan kepada kita supaya bisa mengambil keputusan ataupun pandangan seperti apa. Saat ini bahannya belum ada dari mereka,” katanya.
Heri pun mengatakan terkait adanya perubahan untuk menggabungkan Asabri dengan BPJS ketenagakerjaan, juga belum ditentukan karena masih dibahas lebih lanjut bersama otoritas jasa keuangan (OJK).
“Belum ketahuan nanti itu dengan OJK. Nanti kan kita mau minta roadmap mereka agar tahu mau diapakan. Belum ketahuan,” pungkasnya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha