Penanganan Pasien Penyakit Jantung Harus Mengutamakan Keselamatan

Sabtu, 15 November 2014 – 22:36 WIB

jpnn.com - JAKARTA- Tingginya angka kematian yang diakibatkan penyakit jantung, mendapat perhatian khusus Menteri Kesehatan RI. Pasalnya, kematian akibat sakit jatung terus meningkat dari tahun-ketahun dan kejadian serupa diprediksi akan terus melambung seiring dengan banyaknya masyarakat yang mempunyai resiko terkena penyakit jantung.

Guna mengurangi dan mencegah melambungnya angka kematian akibat penyakit ini, Menkes,Nila F. Moeloek, berpesan kepada jajaran dokter dan tenaga media Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD), Harapan Kita, untuk melakukan penanganan pasien sakit jantung sesuai dengan ilmu kedokteran terkini dan diselenggarakan secara aman, berkualitas, serta mengedepankan keselamatan pasien.

BACA JUGA: Hatta: 21 Pimpinan AKD untuk KIH Bukan Transaksi Politik

"Untuk mengurangi kematian akibat penyakit jantung, maka, penanganan pasien harus menggunakan ilmu kedokteran terkini dan modern, oleh sebab itu, peningkatan kemampuan tenaga kesehatan harus dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan," katanya, saat menghadiri acara peringatan HUT RS Jantung Harapan Kita ke-29, di Jakarta Barat, Sabtu (15/11).

Menurutnya, peningkatan angka kematian tersebut, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, yang mengungkapkan, penyakit jantung menjadi salah satu penyebab utama kematian, dengan jumlah mencapai 7,2 persen, dan angka ini terus meningkat pada tahun 2013, mencapai 9,5 persen.

BACA JUGA: Gagas Percepatan Bayar Utang Luar Negeri, Mendagri Dikritisi

"Peningkatan kematian akibat penyakit jantung terus meningkat, seiring dengan banyaknya masyarakat yang berpola hidup tidak sehat, jadi, perlu penanganan yang khusus dan tepat, demi keamanan pasien," ucapnya.

Menkes menilai tingginya kematian akibat sakit jantung, dipengaruhi oleh kualitas hidup masyarakat yang kurang menyadari resiko dan bahaya pola hidup tidak sehat. "Diprediksi angka ini akan terus meningkat setiap tahunnya, dikarenakan tingginya faktor resiko yang mempengaruhi, antara lain, pola makan tidak sehat, jarang berolah raga, merokok, stress, hipertensi, diabetes, dan faktor lain yang berasal dari polusi lingkungan," terangnya. (cr2/indopos)

BACA JUGA: Islah KMP dan KIH Tidak Ubah Substansi Hak DPR

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pramono Anung: Tidak Ada Lagi KIH dan KMP


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler