jpnn.com, JAKARTA - Sejak awal pandemi hingga saat ini, Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) yang melintasi 3 provinsi (DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten) menjadi wilayah penyumbang kasus positif Covid-19 terbanyak.
Mobilitas orang di wilayah ini memang cukup tinggi, terlebih di Jakarta yang merupakan pusat aktivitas dan kegiatan ekonomi dan pemerintahan.
BACA JUGA: Senator Fahira Idris Mencari âPahlawan Darahâ di Masa Pandemi
Angka kasus Covid-19 yang tinggi di Jabodetabek tidak bisa dilepaskan dari tingginya mobilitas masyarakat di wilayah ini.
“Oleh karena itu, sudah saatnya penanggulangan Covid-19 di Jabodetabek dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan komprehensif,” kata Anggota DPD RI yang juga Senator DKI Jakarta Fahira Idris di Jakarta, Senin (25/1).
BACA JUGA: Pandemi Covid-19, Fase Grup Piala AFC 2021 Digelar Secara Sentralisasi
Saat ini, menurut Fahira, banyak lapisan pengambil kebijakan penanggulangan Covid-19 di Jabodetabek yaitu 3 Gubernur (DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten—yang mempunyai kebijakan yang berbeda-beda) ditambah Pemerintah Pusat.
Menurut Fahira, jika penanggulangan Covid-19 di Jabodetabek dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan komprehensif akan berdampak besar kepada efektivitas penanganan pandemi tidak hanya di Jabodetabek, tetapi juga secara nasional.
BACA JUGA: China Ogah Bersaing soal Vaksin COVID-19 dengan Negara Satu Ini
Lebih lanjut, Fahira mengatakan upaya penanganan mulai dari regulasi, kebijakan, peningkatan 3T (testing, tracing, treatment), kedisiplinan penerapan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak ditambah menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas) di Jabodetabek sifatnya setara atau satu kesatuan dan satu komando.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich