JAKARTA - Wakil Kepala Bareskrim Polri Irjen Anas Yusuf kemarin (26/6) memenuhi permintaan wawancara Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Mantan Kapolda Kalimantan Timur itu digadang-gadang sebagai salah satu calon kuat Kapolri Agustus nanti.
Komisioner Kompolnas Hamidah Abdurahman menjelaskan, kemarin wawancara dengan Irjen Anas Yusuf berjalan lancar. "Seharusnya hari Senin, tapi beliau ada kesibukan jadi tertunda," kata Hamidah kemarin.
Meski baru dua bintang di pundak, Anas Yusuf dinilai berpotensi maju sebagai kandidat. Salah satu prestasinya yang cukup menonjol yakni saat menjabat sebagai direktur tindak pidana tertentu Bareskrim memimpin tim gabungan memburu M. Nazaruddin, mantan bendahara umum Partai Demokrat, yang saat itu jadi tersangka sekaligus buron KPK.
Nazar yang akhirnya tertangkap di Kolombia itu dibawa pulang sendiri oleh Anas Yusuf. Setelah menangkap Nazar pada 2011, Anas promosi menjadi Kapolda Kalimantan Timur dan cukup berprestasi mengungkap illegal logging di wilayahnya.
Menurut Hamidah, secara umum jawaban para calon Kapolri masih normatif. "Kami akan memberi penilaian secara menyeluruh. Jadi, direkap menjadi satu dalam satu laporan tertutup," katanya.
Beberapa yang ditanyakan Kompolnas diantaranya tentang visi anti korupsi di lembaga kepolisian, dan reformasi di lingkungan kepolisian daerah (Polda). "Seorang calon Kapolri harus memahami tak hanya problem di pusat, tapi juga masalah-masalah di daerah," katanya.
Selain Anas Yusuf, sudah ada tiga perwira tinggi lain yang sudah diwawancarai Kompolnas. Mereka adalah Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Irjen Pudji Hartanto, Kepala Divisi Teknologi Informasi Mabes Polri Irjen Tubagus Anis Angkawijaya, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Bayuseno.
Hari ini (27/6) Kompolnas mengagendakan bertemu dengan Kabareskrim Komjen Sutarman dan Kepala BNN Komjen Anang Iskandar. Keduanya juga disebut-sebut salah satu kandidat terkuat yang akan menggantikan Timur Pradopo.(rdl/agm)
Komisioner Kompolnas Hamidah Abdurahman menjelaskan, kemarin wawancara dengan Irjen Anas Yusuf berjalan lancar. "Seharusnya hari Senin, tapi beliau ada kesibukan jadi tertunda," kata Hamidah kemarin.
Meski baru dua bintang di pundak, Anas Yusuf dinilai berpotensi maju sebagai kandidat. Salah satu prestasinya yang cukup menonjol yakni saat menjabat sebagai direktur tindak pidana tertentu Bareskrim memimpin tim gabungan memburu M. Nazaruddin, mantan bendahara umum Partai Demokrat, yang saat itu jadi tersangka sekaligus buron KPK.
Nazar yang akhirnya tertangkap di Kolombia itu dibawa pulang sendiri oleh Anas Yusuf. Setelah menangkap Nazar pada 2011, Anas promosi menjadi Kapolda Kalimantan Timur dan cukup berprestasi mengungkap illegal logging di wilayahnya.
Menurut Hamidah, secara umum jawaban para calon Kapolri masih normatif. "Kami akan memberi penilaian secara menyeluruh. Jadi, direkap menjadi satu dalam satu laporan tertutup," katanya.
Beberapa yang ditanyakan Kompolnas diantaranya tentang visi anti korupsi di lembaga kepolisian, dan reformasi di lingkungan kepolisian daerah (Polda). "Seorang calon Kapolri harus memahami tak hanya problem di pusat, tapi juga masalah-masalah di daerah," katanya.
Selain Anas Yusuf, sudah ada tiga perwira tinggi lain yang sudah diwawancarai Kompolnas. Mereka adalah Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Irjen Pudji Hartanto, Kepala Divisi Teknologi Informasi Mabes Polri Irjen Tubagus Anis Angkawijaya, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Bayuseno.
Hari ini (27/6) Kompolnas mengagendakan bertemu dengan Kabareskrim Komjen Sutarman dan Kepala BNN Komjen Anang Iskandar. Keduanya juga disebut-sebut salah satu kandidat terkuat yang akan menggantikan Timur Pradopo.(rdl/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolda Riau Keluarkan Maklumat untuk Masyarakat
Redaktur : Tim Redaksi