Penangkapan Anggoro Lunasi Hutang KPK

Jumat, 31 Januari 2014 – 02:02 WIB
Bos PT Masaro Radiokom, Anggoro Widjojo (kemeja biru muda berbalut jaket) saat digelandang ke kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kamis (30/1) malam setelah dibekuk di Tiongkok. Anggoro yang menjadi tersangka kasus korupsi sistem komunikasi radio terpadu (SKRT) itu itu menjadi buronan sejak 2009. Foto: M Ali/Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Penangkapan bos PT Masaro Radiokom, Anggoro Widjojo membebaskan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari hutang untuk memburu buronan kasus korupsi yang ditangani komisi pimpinan Abraham Samad itu. Sebelumnya, nama tersangka korupsi yang menjadi buronan KPK adalah Nunun Nurbaeti, serta M Nazaruddin dan istrinya, Neneng Sri Wahyuni.

Baik Nunun, Nazaruddin maupun Neneng sudah diadili untuk kasus korupsi yang berbeda-beda. Karenanya, Anggoro sempat menjadi hutang KPK karena sudah masuk daftar buronan sejak 2009. Namun, KPK merasa hutangnya terbayar karena Anggoro sudah tertangkap.

BACA JUGA: Isu Bakal Mundur Beredar, Gita Wirjawan Siapkan Jumpa Pers

"Dengan ditangkapnya saudara AW (Anggoro Widjojo) maka tunai sudah seluruh hutang KPK untuk mencari orang-orang yang sudah diduga melakukan tindak pidana korupsi tapi melarikan diri," kata Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto dalam konferensi pers di KPK, Jakarta, Kamis (30/1) malam.

Bambang menjelaskan, Anggoro merupakan orang terakhir yang belum bisa ditangkap oleh KPK. Namun, pada akhirnya pengusaha asal Surabaya yang punya nama Ang Tju Hong itu bisa tertangkap.

BACA JUGA: Usai Diperiksa, Anggoro Bakal Ditahan di Guntur

Upaya penangkapan terhadap Anggoro sudah berlangsung lama, yakni sejak 2009 lalu. "Alhamdulillah sebelum Gong Xi Fat Chai sudah dilakukan penangkapan terhadap AW," kata Bambang.

Seperti diberitakan, Anggoro menjadi buron KPK sejak 2009. Ia tersangkut kasus korupsi Sistem Komunikasi Radio Terpadu Kementerian Kehutanan. Sebagai bos PT Masaro, Anggoro diduga menyuap empat anggota Komisi IV DPR, yakni Azwar Chesputra, Al-Amin Nur Nasution, Hilman Indra, dan Fachri Andi Laluasa, dengan harapan bersedia mendorong pemerintah menghidupkan kembali proyek SKRT.

BACA JUGA: Pendekar NU Desak Elit Bangsa Hentikan Kegaduhan Politik

PT Masaro Radiokom merupakan rekanan Departemen Kehutanan dalam pengadaan SKRT 2007 yang nilai proyeknya mencapai Rp 180 miliar. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggoro Tiba di KPK dengan Tangan Terborgol


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler