Sejumlah pencari suaka yang kini berada di pusat detensi imigrasi Darwin, Australia, melakukan berbagai macam tindakan yang menyakiti diri sendiri dalm tiga pekan terakhir. Mereka melakukan hal itu karena takut dikirim ke Nauru dan Pulau Manus.

Demikian dikemukakan Ben Pynt dari LSM Darwin Asylum Seeker Support and Advocacy Network (DASSAN) kepada ABC.  Ia mengatakan ada 15 pencari suaka yang melakukan aksi menyakiti diri sendiri.

BACA JUGA: Meski Beban APBN Berat, Pemerintah Australia Janjikan Tak Ada Pajak Baru

Menurut Pynt, para pencari suaka ini menganggap dikirim ke Pulau Manus di Papua Nugini atau ke Nauru "lebih buruk dari kematian".

Pihak DASSAN memantau adanya pengiriman para pencari suaka setiap dua minggu sekali di hari Kamis. Dikatakan, para pencari suaka tidak diberi tahu sebelum dipindahkan.

BACA JUGA: Peneliti Sapi Australia Ingin Populerkan Jenis Senepol-Brahm

"Pekan lalu saya mengunjungi tempat itu dan mereka mengaku sulit untuk tidur pada Rabu malamnya karena takut besoknya akan dipindahkan," ujar Pynt.

LSM ini telah meminta Departemen Imigrasi untuk menyampaikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada pencari suaka sebelum memindahkan mereka ke luar negeri.

BACA JUGA: Sepak Takraw Mulai Naik Pamor di Australia

"Pemerintah seharusnya memberitahu siapa-siapa yang akan dipindahkan dan kapan, sekaligus menyiapkan konsultasi mengenai pemindahan mereka itu," katanya.

Menurut Pynt pusat detensi bernama Wickham Point Detention Centre ini juga telah mengurangi jam operasi layanan kesehatan mereka.

"Kini mereka hanya buka jam 9 pagi hingga jam 5 sore, sebelumnya buka 24 jam," jelas Pynt.

Menurut Pynt seorang pencari suaka asal Lebanon memanjat atap pusat detensi itu pekan lalu, sebagai bentuk protes.

Dikatakan bahwa pria tersebut mengalami cedera di bagian mata karena dipukul oleh penjaga, dan tidak mendapatkan bantuan medis.

"Sejumlah orang di dalam mengatakan pria ini sudah sering dipukuli oleh penjaga di berbagai pusat detensi yang pernah ia tinggali," kata Pynt.

"Dia telah berpindah empat atau lima pusat detensi di Australia dan akan segera dipindahkan ke Christmas Island beberapa hari mendatang," tambahnya lagi.

ABC telah berusaha menghubungi pihak Departemen Imigrasi untuk dimintai tanggapannya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kumpulkan Satwa Laut, Ilmuwan Australia Lakukan Ekspedisi di Pulau Macquarie

Berita Terkait