Badan PBB yang menangani masalah pengungsi (UNHCR) mengatakan, 65 orang pencari suaka di Indonesia bercerita tentang para pejabat Australia yang menyerahkan sebuah "amplop tebal" untuk kapten kapal, sebelum kapal mereka berbalik.
Thomas Vargas, perwakilan UNHCR di Indonesia, mengatakan, seorang staf PBB mewawancarai kelompok pencari suaka itu di Pulau Rote, Indonesia, tempat di mana kapal tersebut tiba pada akhir Mei.
BACA JUGA: Kangguru Ini Hidup Empat Hari dengan Panah Menancap di Kepalanya
"Mereka mengindikasikan bahwa mereka bersama dengan otoritas Australia selama beberapa hari, bahwa pihak berwenang dari Australia mengambil awak kapal selama beberapa jam dan berbicara dengan mereka," jelas Thomas.
Thomas Vargas mengatakan, pencari suaka di Pulau Rote mengidentifikasi kapal Australia yang mencegat berasal dari Bea Cukai dan Angkatan Laut.
BACA JUGA: Tess Holiday, Supermodel Berukuran Plus yang Sukses Jadi Inspirasi Perempuan
Ia menerangkan, "Pada satu titik, mereka melihat kapten kapal menerima amplop tebal dan kembali ke dua kapal yang kemudian berbalik arah ke laut terbuka dan beberapa hari kemudian mereka tiba di Indonesia."
Thomas mengatakan, kelompok pencari suaka itu mengidentifikasi kapal Australia yang datang sebagai kapal Bea Cukai dan Angkatan Laut.
BACA JUGA: Cerita Magang di Peternakan Australia, Ada yang Cedera Diseruduk Sapi
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, telah menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal jika pejabat Australia membayar para penyelundup manusia untuk mengembalikan perahu pencari suaka.
UNHCR belum mewawancarai para penyelundup tetapi telah berdiskusi dengan para pejabat Australia "di berbagai tingkat" tentang situasi ini.
"Kami tentu saja tak membiarkan atau mendorong jenis pendekatan sepeti ini, yang bisa lebih memicu aktivitas ini," kemuka Thomas.
Sementara pihak Oposisi di Australia mengecam pemerintahan Abbott terkait tuduhan ini, Partai Buruh menolak untuk membayar penyelundup manusia bagi intelijen selama era pemerintahan Rudd-Gillard.
Pemimpin Oposisi Bill Shorten menegaskan kembali sikap partainya.
"Tak peduli dari mana asal partai politisi itu - ketika menyangkut masalah keamanan, sederhana saja, kami tak berkomentar," ujarnya.
Ia masih memberi komentar, namun, pada pertanyaan yang lebih spesifik.
"Partai Buruh tak pernah membayar penyelundup manusia untuk mengembalikan kapal dan tampaknya itulah yang Pemerintah lakukan," sebutnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara Teroris Khaled Sharrouf Kecoh Petugas Bandara di Sydney