jpnn.com, BATAM - Proses pencarian tujuh pekerja migran Indonesia (PMI) yang kapalnya karam di perairan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, disetop sementara.
Penghentian sementara pencarian 7 PMI itu dilakukan karena cuaca buruk.
BACA JUGA: Kemenhub Sikat 4 Kapal yang Lakukan Aktivitas Ilegal di Perairan Batam
“Pagi tadi sekitar pukul 06.00 WIB, kami sudah sempat bergerak namun satu jam kemudian cuaca tiba-tiba hujan deras, jadi terpaksa pergerakan dihentikan sementara,” ujar Kepala Kantor SAR Tanjung Pinang Slamet Riyadi di Batam, Senin (20/6).
Dia mengatakan saat ini pihaknya bersama Tim TNI-Polri masih bersiaga di posko sekitar pantai dekat lokasi tenggelamnya kapal yang membawa PMI tersebut.
BACA JUGA: Perjuangan 5 Nelayan Anambas Korban Kapal Karam: Diselamatkan Drum Kosong, Nyaris Dihukum Malaysia
“Kapal masih kami sandarkan karena arus kencang, cuaca buruk dan air surut. Pergerakan akan kami informasikan kembali,” ungkapnya.
Pencarian tujuh PMI tujuan Malaysia yang kapalnya karam di perairan Nongsa ini sudah dilakukan selama empat hari dan belum membuahkan hasil.
BACA JUGA: Pemkab Sampang Membantu Proses Pemulangan PMI yang Meninggal di Malaysia
“Sampai saat ini hasil pencarian masih belum ada yang ditemukan,” ungkapnya.
Kota Batam sejak pagi sampai siang hari masih dilanda hujan lebat dan angin kencang.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim Batam memperkirakan cuaca buruk ini akan terus terjadi hingga sore hari.
Diberitakan sebelumnya, tujuh orang PMI yang hilang ini merupakan orang-orang yang tergabung dalam 30 PMI yang kapalnya karam di perairan Nongsa, Batam.
Sebanyak 23 PMI sudah diselamatkan dan saat ini telah ditangani oleh TNI AL dan BP2MI Kepulauan Riau.
Komandan Lanal Batam Kolonel Laut (KH) Farid Ma’ruf menyatakan pihaknya bersama tim penyelamat lainnya masih mencari informasi mengenai ketujuh korban lain yang masih dalam proses pencarian.
"Saat ini, kami juga masih belum mengetahui identitas tujuh korban lainnya. Kami masih melakukan pendalaman terkait identitas mereka," katanya di Batam Kepulauan Riau, Jumat (17/6). (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi