Pencemaran Danau Toba Harus Segera Diatasi

Rabu, 03 Februari 2016 – 00:29 WIB
Danau Toba. Foto: Metro Siantar/dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah ingin memperbaiki infrastruktur jalan guna menunjang pengembangan Danau Toba sebagai Monaco of Asia.

"Sekarang dari Kuala Namu (Bandara Udara,red) ke Danau Toba memakan waktu empat jam lebih. Kami ingin supaya bisa ditempuh dalam waktu satu setengah jam," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, Selasa (2/2).

BACA JUGA: Mendagri: Bentrok PP vs IPK di Medan Rebutan Lapak

Menurut Rizal, untuk mengefektifkan pembangunan Danau Toba, pemerintah juga berencana membentuk semacam badan yang memiliki otoritas khusus. Nantinya badan akan mengkoordinir dan mengambil sebagian kewenangan yang dimiliki Pemda, khususnya terkait hal-hal mewujudkan Danau Toba menjadi Monaco of Asia. 

Sementara itu Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pengembangan Danau Toba menjadi penting, sehingga target mendatangkan sepuluh juta wisatawan dalam waktu empat tahun ke depan di Indonesia, dapat terwujud. Dengan demikian target pertumbuhan pariwisata mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, dapat terwujud.

BACA JUGA: Rizal Ramli: Danau Toba Kotor Sekali

"Kami sebut ini sebagai menciptakan Bali baru. Jadi selain Danau Toba, ada destinasi lain yang juga akan dikembangkan. Yaitu Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, Kepulauan Seribu, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai dan Tanjung Kelayang," ujarnya.

Niat pemerintah membangun Danau Toba disambut baik Kepala Humas Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Jeirry Sumampow. Menurutnya, Danau Toba adalah karunia Allah yang sangat berharga bagi masyarakat di sekitarnya, bahkan bagi Indonesia. 

BACA JUGA: Nasib Bank Banten Kian Suram

"Namun sayangnya Danau Toba kini tercemar oleh limbah berbagai industri pengolahan kayu dan peternakan, serta usaha perhotelan dan pariwisata yang tidak memperhatikan kelestarian dan keindahan lingkungan sekitar Danau Toba," ujarnya. 

Menurut Jeirry, dirinya mengetahui kondisi yang ada, tidak saja berdasarkan informasi. Namun melihat langsung, apalagi sebelumnya PGI juga menggelar Sidang Majelis Pekerja Lengkap di Parapat pada 22-26 Januari lalu. 

"Kehadiran berbagai industri itu justru merusak keindahan dan kelestarian danau itu. Danau yang indah terancam menjadi kubangan sampah dan limbah. Selain itu longsor dan banjir bandang mengancam kelangsungan hidup masyarakat setempat," ujarnya. 

Kerusakan lingkungan Danau Toba ini kata Jeirry, juga menjadi salah satu contoh dari krisis ekologis yang terjadi di berbagai tempat lain di Indonesia. Karena itu, Sidang MPL PGI 2016 mendukung Gerakan Cinta Danau Toba sebagai langkah bersama pemerintah, masyarakat dan unsur-unsur masyarakat sipil.

"Tujuannya demi penyelamatan lingkungan Danau Toba. Seluruh upaya pengembangan pariwisata di sekitar Danau Toba mestilah ditujukan pada kelestarian dan keindahan Danau Toba, serta kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut," ujar Jeirry.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: Cegah Aksi Balasan, Lakukan Pendekatan Persuasif


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler