jpnn.com - JAKARTA – Pelaksanaan Ujian Nasional (Unas) 2016 jenjang SMA dan sederajat tinggal sepekan lagi. Namun, laporan terbaru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) justru menunjukkan proses pencetakan naskah di lima provinsi belum tuntas.
Meskipun begitu Kemendikbud optimistis tidak akan mengganggu jadwal ujian. Mulai tahun ini Kemendikbud membuka akses percetakan naskah ujian secara real time.
BACA JUGA: Ini Lima Tuan Rumah Seleksi ISMOC 2016 di Jawa
Data ini diunggah langsung dari percetakan-percetakan yang memenangkan tender pengadaan naskah ujian. Catatan sampai tadi malam (27/3), pencetakan naskah ujian belum komplit di lima provinsi.
Kelima provinsi itu adalah Sumatera Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara. Kekurangan penggandaan naskah ujian memang tidak sampai signifikan. Meskipun begitu wajib terus dipantau oleh panitia unas di Kemendikbud.
BACA JUGA: Awasi Guru dan Kepsek, Ini Cara Kemendikbud
Kekurangan paling kentara terjadi di Sulawesi Tenggara yakni naskah yang sudah tercetak untuk kelompok SMA baru 85,6 persen dari total kapasitas. Kekurangan yang terlibat mencolok juga ada di Sulawesi Barat yakni masih tercetak 94,1 persen untuk SMA dan 89,6 persen untuk SMK. Sedangkan di Sumatera Selatan, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat sudah tercatat 99,9 persen naskah telah tercetak.
Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendikbud Daryanto mengatakan, kementerian yang dipimpin Anies Baswedan itu telah membuat terobosan dengan mengumumkan perkembangan pencetakan naskah ujian. Sehinggam percetakan merasa diawasi oleh seluruh masyarakat se Indonesia. ’’Kalau mau lihat, silahkan dicek sendiri di websitenya (un.kemdikbud.go.id),’’ katanya.
BACA JUGA: 2019, Seluruh Sekolah di Indonesia Terapkan K-13
Dengan kekurangan yang masih terjadi hingga sepekan jelang unas, dia belum merasa khawatir. Sebab dia berpatokan bahwa naskah unas untuk daerah-daerah yang terpencil, sudah selesai dikirim pekan lalu. “Kalau sekarang ada yang kurang, bisa jadi untuk daerah perkotaan yang mudah diakses,” jelasnya.
Daryanto menuturkan, Kemendikbud juga mencetak naskah ujian untuk daerah-daerah yang sejatinya melaksanakan unas berbasis komputer (UNBK). Tujuannya adalah untuk mengantisipasi ketika terjadi gangguan teknis dalam waktu yang lama.
Namun dia berharap unas berbasis kertas maupun komputer, sama-sama berjalan dengan lancar. Dia juga mengingatkan tentang sistem baru pengawasan unas.
Pria yang mengawali karir sebagai PNS Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) itu mengatakan, sistem pengawasan bakal lebih ketat untuk daerah dengan indeks integritas rendah.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam mengatakan, pengawasan pencetakan naskah unas di lokasi pencetakan dilakukan oleh petugas inspektorat dan tim monitoring dan evaluasi (monev). “Secara umum pencetakan naskah unas berjalan sesuai dengan jadwal,” katanya.
Nizam menjelaskan unas tahun ini diikuti 1.367.755 siswa SMA, 376.468 siswa MA, dan 1.276.133 siswa SMK. Kemendikbud telah menetapkan jadwal Unas 2016 mulai bergulir 4-6 April. Bagi siswa yang berhalangan datang saat jadwal ini, diberikan kesempatan unas susulan pada 11-13 April.(wan/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seperti Ini Rencana Sosialisasi Kurikulum K-13
Redaktur : Tim Redaksi