Warga yang seluruhnya tinggal di Kompleks Sekolah Advent tersebut mengaku tidak dizinkan memilih oleh KPPS setempat. Padahal di putaran pertama mereka memilih di TPS yang sama.
"Kita jumlahnya ada 50 orang tapi yang terdaftar cuma 5. Padahal kita putaran pertama milih di sin," ujar salah satu warga bernama Rentohay kepada wartawan di lokasi TPS, Kamis (20/9).
Suasana menjadi ricuh karena sejumlah orang yang mengaku sebagai anggota relawan Jokowi-Ahok ngotot meminta KPPS mengizinkan warga memilih. Adu mulut pun sempat terjadi antara relawan Jokowi dan anggota KPPS. Suasana baru mereda setelah aparat kepolisian turun tangan mengamankan lokasi.
Akhirnya, anggota KPPS pun mengizinkan warga memilih dengan menunjukkan KTP. Namun, hinggga TPS ditutup hanya 16 warga tidak terdaftar yang datang dan menggunakan hak pilihnya di TPS 04.
Sementara itu Ketua KPUD kota Jakarta Pusat, Arif Bawono yang ikut turun tangan ke lokasi mengatakan bahwa warga Kompleks Sekolah Advent memang memiliki hak untuk memilih. Soalnya nama mereka tercantum di dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS).
"Nama mereka adanya di DPS, putaran pertama juga memilih karena namanya ada di DPS, jadi sesuai peraturan harusnya bisa memilih dengan menunjukkan KTP," kata Arif.
Arif mengakui ada kelalaian dari pihaknya. Seharusnya usai putaran pertama, nama para warga tersebut dimasukkan ke dalam DPT putaran kedua.
"Ini memang ada kelalaian dari PPDP(Panitia Pemutakhiran Data Pemilih)," ujarnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi tak Pernah Berpikir Kalah
Redaktur : Tim Redaksi