ACEH TAMIANG -Seorang mahasiswa bersama temannya nyaris dibakar massa, yang naik pitam setelah mengetahui mereka terlibat pencurian genset, di masjid Nurul Taqwa, Kamis (18/4). Aksi tersebut terungkap setelah penampung barang jarahan mengaku kepada warga, membelinya dari para pelaku. Selanjutnya kawanan ini pun digelandang ke kantor polisi.
Mereka adalah FS (15) dan Tarmizi (20). Keduanya digebuki dan nyaris dibakar warga Desa Paya Bedi, Rantau, Aceh Tamiang. Sebelumnya mereka beraksi pada Selasa (16/4) malam, lantas menjual genset kepada Sarwadi alias Edi (49) penduduk Desa Bukit Tempurung, Kuala Simpang. Generator listrik ini dilego seharga
Rp280 ribu.
Beberapa warga patroli melihat genset berada di kediaman Sarwadi, lalu bertanya asal usul barang. Karena merasa tak bersalah, pria ini mengaku baru saja membeli barang tersebut. Tapi dia tak mengetahui tempat tinggal dua pemuda yang menjual inventaris masjid Nurul Takwa itu.
"Tersangka Fadli tinggal di Desa Paya Bedi, sedangkan si mahasiswa yakni Tarmizi menetap di Desa Menanggini, Karang Baru Aceh Tamiang. Mereka berdualah yang menjadi pelaku pencurian. Nyaris saja dibakar massa, kalau petugas tak keburu tiba di lokasi," jelas Kapolsek Rantau AKP P Harahap kepada Metro Aceh (Grup JPNN).
Menurut pemeriksaan polisi, kawanan ini beraksi di kala malam saat warga desa tertidur lelap. Tersangka menggasak genset setelah merusak kuncinya dan menggotong lalu membawa ke tempat aman. Setelah di rasa aman baru siangnya dijual kepada penampung.
"Setelah warga mengetahui, beberapa tokoh pemuda desa mendatangi rumah Fadli. Kebetulan malam itu dia masih bersama temannya, Tarmizi. Sehingga langsung diseret ke kantor Datuk Penghulu. Dalam pengamanan kemarin, massa terlanjur memukuli dan melempar mereka. Bahkan mobil polisi juga ikut terkena lemparan batu," tandas Kapolsek.(urd)
Mereka adalah FS (15) dan Tarmizi (20). Keduanya digebuki dan nyaris dibakar warga Desa Paya Bedi, Rantau, Aceh Tamiang. Sebelumnya mereka beraksi pada Selasa (16/4) malam, lantas menjual genset kepada Sarwadi alias Edi (49) penduduk Desa Bukit Tempurung, Kuala Simpang. Generator listrik ini dilego seharga
Rp280 ribu.
Beberapa warga patroli melihat genset berada di kediaman Sarwadi, lalu bertanya asal usul barang. Karena merasa tak bersalah, pria ini mengaku baru saja membeli barang tersebut. Tapi dia tak mengetahui tempat tinggal dua pemuda yang menjual inventaris masjid Nurul Takwa itu.
"Tersangka Fadli tinggal di Desa Paya Bedi, sedangkan si mahasiswa yakni Tarmizi menetap di Desa Menanggini, Karang Baru Aceh Tamiang. Mereka berdualah yang menjadi pelaku pencurian. Nyaris saja dibakar massa, kalau petugas tak keburu tiba di lokasi," jelas Kapolsek Rantau AKP P Harahap kepada Metro Aceh (Grup JPNN).
Menurut pemeriksaan polisi, kawanan ini beraksi di kala malam saat warga desa tertidur lelap. Tersangka menggasak genset setelah merusak kuncinya dan menggotong lalu membawa ke tempat aman. Setelah di rasa aman baru siangnya dijual kepada penampung.
"Setelah warga mengetahui, beberapa tokoh pemuda desa mendatangi rumah Fadli. Kebetulan malam itu dia masih bersama temannya, Tarmizi. Sehingga langsung diseret ke kantor Datuk Penghulu. Dalam pengamanan kemarin, massa terlanjur memukuli dan melempar mereka. Bahkan mobil polisi juga ikut terkena lemparan batu," tandas Kapolsek.(urd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasan 6 Jam Jalani Tes Kejiwaan
Redaktur : Tim Redaksi