jpnn.com, JAKARTA - Pendaftaran CPNS 2019 diperkirakan dimulai November. Persaingan bakal makin ketat karena jumlah pelamar diprediksi mencapai 5 juta lebih.
"Kami prediksikan pelamar akan membeludak karena formasi yang disiapkan tahun ini cukup banyak 197.111," kata Deputi Badan Kepegawaian Negara (BKN) bidang Sistem Informasi Kepegawaian Suharmen, Selasa (22/10).
BACA JUGA: Ini Alur Pendaftaran CPNS 2019 Melalui Portal SSCASN
Bakal membeludaknya jumlah pelamar, para peserta pun diimbau untuk pintar mengatur strategi.
Instansi yang dilamar harus sesuai kemampuan calon pelamar. Pelamar juga harus bisa memetakan peluang yang lebih besar baginya.
BACA JUGA: Tips Lolos Tes CPNS 2019, 4 Hal Perlu Diperhatikan
"Kalau IPK pas-pasan ya jangan melamar di Kementerian Keuangan. Sebab, pelamarnya sangat banyak dengan IPK tinggi," tambah Karo Humas BKN Mohammad Ridwan.
Dia mencontohkan, pada rekrutmen CPNS 2018, lima instansi pusat dengan pelamar terbanyak ada di Kemenkumham, Kemenag, Kemenristekdikti, Kejagung, dan Kemenhub.
BACA JUGA: Oh, Tidak Semua Guru Honorer Senang jika Gaji Minimal Setara PNS IIIA
Sedangkan instansi daerah, lima besar adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Yogyakarta.
Lebih lanjut dikatakan, tahun lalu jumlah pendaftar CPNS yang membuat akun sebanyak 4,6 juta orang. Namun, yang memastikan data hanya 3,6 juta. Itu belum termasuk Papua, Papua Barat, Palu, dan Donggala.
Melihat tingginya antusiasme masyarakat mendaftar CPNS, diperkirakan tahun ini ada kenaikan jumlah pelamar 10-20 persen. Diprediksi 5 jutaan pendaftar, termasuk wilayah Papua, Papua Barat, Palu, dan Donggala.
Untuk memudahkan para peserta dalam seleksi, lanjutnya, BKN bersama instansi terkait berusaha mendekatkan dengan lokasi tes. Jangan sampai, pelamar terhalang oleh jarak lokasi tes.
Dalam rekrutmen CPNS 2019, formasi yang dibuka sebanyak 197.111, dengan perincian untuk kementerian/lembaga sebanyak 37.854 formasi dan untuk daerah sebanyak 159.257 formasi.
Dari formasi CPNS 2019 tersebut, yang terbanyak untuk jabatan tenaga pendidik dan kesehatan. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad