jpnn.com, SEMBALUN - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kini mempermudah wisatawan dan pendaki dengan pelayanan secara digital. Pelayanan ini dilakukan melalui aplikasi e-Rinjani yang bisa diunduh langsung para wisatawan.
"Aplikasi itu untuk menerapkan sistem booking dan penerapan kuota untuk pengunjung yang datang ke TN Gunung Rinjani," ujar Koordinator Pokja Kehati, Wisata, Perizinan dan Kerja Sama di Balai TNGR Budi Soesmardi.
BACA JUGA: Gunung Rinjani Meriri, Siap Menyambut Kembali Jejak Kaki Para Pendaki
Lewat aplikasi itu dijelaskan kemampuan daya dukung di Taman Nasional Gunung Rinjani dibatasi hanya 600 orang.
Jumlah itu akan dibagi untuk empat jalur pendakian resmi menuju Gunung Rinjani. Masing-masing jalur dijatah maksimal 150 pendaki.
BACA JUGA: Tiga Event Internasional di TN Gunung Rinjani Tak Terpengaruh Wabah Virus Corona
"Sistemnya seperti Traveloka tetapi hanya booking tidak bisa refund karena uang tiketnya masuk di kas keuangan negara, jadi tidak bisa di-refund," tambah Budi.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Perpres PPPK sudah Terbit, Virus Corona dan Demam Berdarah Bersaing
Kantor Taman Nasional Gunung Rinjani di Sembalun, Lombok. Foto: Natalia Laurens/JPNN
Di aplikasi itu memang tidak ada refund, tetapi wisatawan bisa melakukan reschedule. Penjadwalan ulang kedatangan bisa dilakukan di tahun yang sama.
Sementara untuk biaya pendaftaran masuk taman nasional dikirim langsung ke rekening yang telah disediakan di aplikasi agar bisa masuk ke kas negara.
Ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2014 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku pada Kementerian Kehutanan.
Tiket masuk TNGR untuk wisatawan asing sebesar Rp 150 ribu, sedangkan domestik Rp 5 ribu.
"Itu sudah mulai diterapkan di sistem aplikasi," ujar Budi.
Melalui aplikasi ini, Budi mengakui kerja Balai TNGR menjadi terbantu karena bisa mengontrol pengunjung masuk dan turun dari Rinjani.
Saat akan mendaki, para wisatawan/pendaki melakukan proses check in check out dengan cara scan barcode sehingga Balai TNGR bisa mengontrol dan keadaan semuanya.
"Kami juga jadi bisa mengontrol sampah dan pelaku wisatanya juga. Jadi kami sudah menerapkan untuk pemegang izin usaha wisata di sini. Kami merasakan manfaatnya. Di aplikasi kami bisa lihat tamunya siapa, porter dan guide-nya siapa, bisa memonitor," papar Budi.
Sementara itu, Kepala Resor Taman Nasional Rinjani-Sembalun Taufikurahman mengungkapkan dia sangat terbantu dengan aplikasi e-Rinjani karena tidak perlu memegang uas tunai lagi.
"Petugas lebih aman. Dulu kami harus memegang uang cash Rp 100 juta sampai 150 juta untung sekarang tidak lagi. Jadi beban kami berkurang. Jadi daftar masuk langsung di aplikasinya," kata Taufik, sapaan karib Taufikurahman.
Melalui aplikasi e-Rinjani ini, Balai TNGR juga bekerja sama dengan asuransi. Para pengunjung juga bisa mendapat asuransi perjalanan selama pendakian menuju Puncak Rinjani. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia