jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Junimart Girsang membela pernyataan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri soal nomor urut partai yang tidak perlu berubah pada Pemilu 2024. Menurutnya, pendapat Megawati itu sangat rasional.
"Pendapat Ibu Megawati itu tentu sangat berdasar dan rasional," kata Junimart melalui layanan pesan, Kamis (22/9).
BACA JUGA: Dituding Menghina Dukun Indonesia, Gus Miftah: Saya Guyon Saja
Legislator Komisi II DPR RI itu mengatakan kerja penyelenggara pemilu tentu menjadi ringan apabila nomor urut partai tidak berubah.
"Kemudian membantu meringankan dana parpol khusus untuk APK (Alat Peraga Kampanye, red) seperti bendera-bendera partai yang mungkin masih puluhan ribu stok bendera yang bernomor partai pemilu sebelumnya," kata dia.
BACA JUGA: Sepertinya Bu Mega Main Dukun soal Nomor Urut Parpol Peserta Pemilu
Junimart lantas mengkritik Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Desmond Junaidi Mahesa yang mencibir usulan Megawati soal nomor partai tidak berubah.
Desmond diketahui sempat menduga Megawati berkomunikasi dengan dukun sehingga Presiden kelima RI itu mengusulkan nomor urut partai pada Pemilu 2024 tak berubah.
BACA JUGA: Dilaporkan Persatuan Dukun Indonesia ke Polisi, Gus Miftah Merespons Begini
"Soal perdukunan itu mungkin pengalaman pribadi Pak Desmond sendiri. Kami bicara dan berpendapat yang mengedepankan rasionalitas saja," kata Junimart.
Sebelumnya, Megawati mengusulkan nomor urut partai politik pada Pemilu 2024 tidak perlu diganti dan menggunakan nomor pada Pemilu 2019.
"Kami mengusulkan kepada KPU untuk melihat kembali," kata Megawati, di Seoul, Korea Selatan, Jumat (16/9).
Ketua Dewan Pengarah BPIP itu mengungkit soal penghematan anggaran sehingga dirinya menyebut nomor urut tetap menggunakan angka pada Pemilu 2019.
"Pengalaman dua kali pemilu sebenarnya yang namanya tanda gambar itu, nomor itu sebenarnya saya katakan kepada Bapak Presiden dan Ketua KPU dan Bawaslu bahwa itu terlalu menjadi beban pagi partai," ujar Megawati. (ast/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan