Pendapatan Lulusan SMK dari Kudus Ini Menyaingi Pekerja Bertitel Sarjana

Minggu, 31 Juli 2022 – 22:21 WIB
Rahma Agustina, alumni SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus jurusan Rekayasa Perangkat Lunak dalam talkshow bertajuk “Cerita Vokasi”. Foto dokumentasi Djarum Foundation

jpnn.com, SURABAYA - Banyak prestasi ditorehkan lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) binaan Djarum Foundation. Salah satunya oleh Rahma Agustina, alumus SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus jurusan Rekayasa Perangkat Lunak.

Rahma mulai merintis karier sebagai iOS Developer di sebuah perusahaan software terkemuka di Indonesia.

BACA JUGA: Begini Cara Djarum Gencarkan Vaksinasi di Kabupaten Kudus

Kisah Rahma dalam menggapai impiannya berkarier di bidang teknologi informasi diceritakannya saat menjadi pembicara dalam talkshow bertajuk “Cerita Vokasi” di Grand City Surabaya, Minggu (31/7).

Dalam bincang santai yang dipandu Marissa Anita ini, Rahma berbagi inspirasi bersama Risa Maharani, lulusan SMK NU Banat Kudus dan Abing Susanto Guru SMKN 12 Surabaya. 

BACA JUGA: Dua Mahasiswi Kreatif Jadi Jawara Writing Competition Beswan Djarum

Gelar wicara ini merupakan salah satu mata acara dalam ajang Vokasiland 2022 yang diselenggarakan dalam menyambut peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2022.

Dara berusia 20 tahun tersebut bercerita, perjuangannya dimulai tatkala, Dia membulatkan tekad menimba ilmu di SMK RUS. Rahma sadar, jurusan Rekayasa Perangkat Lunak bukanlah bidang studi favorit bagi kaum hawa.

BACA JUGA: Unstring Your Heart, Film Animasi Karya Siswa SMK Umar Raden Said Ukir Prestasi Internasional

“Ketika saya masuk SMK RUS, di jurusan itu perempuannya cuma delapan orang dari total 25 siswa. Ini tantangan tersendiri, karena sebagai wanita saya tidak ingin dipandang sebelah mata saat belajar,” terang Rahma.

Selain stigma wanita tidak begitu paham tentang seluk beluk dunia tekonologi, Rahma juga harus melawan pandangan umum. Wanita harus cepat menikah alih-alih menuntut ilmu setinggi mungkin. 

"Tidak banyak perempuan khususnya dari daerah saya yang memiliki kesempatan sama," ucapnya. 

Rata-rata dituntut orangtuanya untuk lekas nikah selepas lulus sekolah. Menurut Rahma, tidak boleh lagi ada pemikiran seperti itu khususnya orang tua. Harus berpikir mandiri dan independen.

Pemikiran itu yang membawa Rahma pada akhirnya tekun belajar sehingga menuai prestasi yang cemerlang.

Dia tak menyia-nyiakan proses belajar yang menyenangkan di SMK RUS demi menggali potensi dan passion yang ada dalam dirinya,

Menurut Rahma, pembelajaran di SMK RUS sangat menyenangkan. Selain karena didukung dengan tools, sumber daya, device berteknologi tinggi. Dia juga diberi banyak kesempatan untuk berdiskusi dengan guru atau mentor. 

"Ketika ada kesulitan dalam belajar, saya bisa menemukan solusi, sehingga meningkatkan pengalaman saya. Inilah yang membuat saya yakin telah menemukan bakat saya di bidang ini,” Rahma menjelaskan.

Kini, di usia yang terbilang muda, Rahma tergabung dalam tim software engineering. Pekerjaan sehari-harinya menciptakan aplikasi digital.

Meski berstatus lulusan SMK, berkat berbagai pengalaman yang dilewatinya semasa duduk di sekolah vokasi tersebut, pendapatan Rahma justru menyaingi pekerja bertitel sarjana.

Marissa Anita, host gelar wicara yang juga lulusan sekolah vokasi jurusan pariwisata menuturkan bahwa Rahma menjadi secuplik kisah perempuan yang berjuang melawan stereotipe.

Rahma membuktikan bahwa kaum hawa harus memiliki kesempatan yang sama dalam menggapai impian, khususnya di dunia kerja.

Marissa mengapresiasi program Merdeka Belajar yang diinisiasi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi.(Mendikbudristek) Nadiem Makarim yang membuat peserta didik lebih kreatif dan inovatif dalam proses belajar.

“Aku sangat suka dengan program Merdeka Belajar yang digagas Mas Menteri Nadiem Makarim. Ini beda dengan sistem pendidikan di tahun 80-90an ketika saya sekolah," ungkapnya.

Sementara itu, Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Galuh Paskamagma mengatakan kesuksesan Rahma tak lepas dari penerapan metode Merdeka Belajar membuat para siswa bisa makin eksploratif mempelajari bidang studi yang mereka minati selama duduk di bangku sekolah.

“Rachma dan Risa adalah salah satu bukti nyata keberhasilan Merdeka Belajar," ujarnya.

Dia melanjutkan mereka menempuh pendidikan di SMK yang sebelumnya telah menerapkan Merdeka Belajar lebih dulu.

Semasa sekolah, mereka bebas belajar sesuai dengan minatnya, hal ini yang mendorong kreativitas dan mengasah keterampilan mereka.

Tidak heran, ketika mereka lulus sudah banyak industri yang memperebutkan mereka.

"Itulah alumnus SMK yang bisa kami sebut juga sebagai Mahakarya Vokasi” pungkas Galuh. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler