MEDAN- Aksi demo menentang kenaikan harga bahan bakar minyak di Bandara Internasional Polonia Medan Jalan Imam Bonjol, berlangsung ricuh. Para demonstran melemparkan batu dan benda keras lainnya ke arah polisi yang mengamankan aksi itu, Senin (25/3) sekitar pukul 14.00 WIB.
Pemicu kerusuhan dalam aksi itu, para demonstran menuntut manajemen bandara menutup semua aktivitas penerbangan selama aksi unjuk rasa. Namun, tuntutan itu tak dituruti.
Massa dengan beringas melakukan aksi pengrusakan pagar di depan terminal kedatangan Internasional dengan menerobos susunan pagar kawat yang sudah disiapkan petugas. Tak merasa puas, demonstran melemparkan batu ke arah polisi dan bandara. Bahkan, demonstran yang sudah semakin anarkis juga merusak area taman utama yang ada di depan bandara dengan memecahkan pot bunga serta lampu penerang tugu dibundaran itu.
Polisi yang memakai tameng dan pelindung pakaaian mengalami kesulitan meredam amarah demonstran yang semakin beringas. Petugas gabungan mencoba membubarkan massa dengan menembakkan peluru karet ke atas udara, dan menembakkan air menggunakan mobil water canon milik Dit Sabhara Poldasu.
Demonstran tak memperdulikannya dan semakin beringas melakukan perlawanan dengan melemparkan batu yang diperoleh dari sekitar lokasi dan mencoba masuk kedalam bandara setelah berhasil merusak pagar Bandara.
Kapolresta Medan, Kombes Pol Monang Situmorang yang langsung turun kelokasi sekaligus memberikan instruksi kepada personil untuk meredam kemarahan masa. Monang yang mengendalikan personil, dikejutkan dengan lemparan batu kearahnya. Awalnya, lemparan batu yang secara terus menerus dihujankan dapat dielakkannya.
Namun, Monang yang tidak memakai tameng dan pakaian pelindung terkena lemparan batu dibagian tangannya. Akibatnya, jari kelingking dan jari manis tangan kanannya mengalami luka pendarahan. Dengan sigap, Monang langsung membungkusnya dengan sarung tangan putih miliknya.
Ketika ditanya Sumut Pos (Grup JPN), apakah luka itu akibat dari serangan masa yang beringas, awalnya Monang membantahnya dan tidak mengakuinya. “Tidak ada. Mau tahu aja,” ucapya dengan senyum. Namun, ketika disinggung luka ditangannya sebagai bentuk apresiasi dalam memberikan pelayanan terhadap aksi unjuk rasa. Monang mengakuinya. “Ya, tangan aku luka akibat terkena lemparan batu. Tapi luka kecil ini,” jelasnya.
Sementara itu, demo yang berakhir ricuh itu memakan korban satu orang. Salah seorang peserta demo, Mantono (26) Warga Desa Kwala, Kelurahan Begumit Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat terkena tembakan peluru karet sesaat setelah polisi menembakkan senjata ke arah pendemo.
Mantono yang tergabung dalam Kelompok Tani binaan Forum Rakyat Bersatu (FRB) Sumut sedang menonton aksi masa yang beringas di bundaran tugu, depan Bandara Internasional Polonia. Tanpa disadarinya, setelah polisi menembakkan senjata ke udara, tiba-tiba peluru karet mengenai bagian atas dadanya.
Walaupun tidak mengalami luka yang cukup serius, hanya mengalami luka lecet saja. Namun Mantono sempat dilarikan ke RS Santa Elisabeth Medan. Dan pihaknya akan melaporkan peristiwa ini ke pihak berwajib setelah memperoleh hasil pemeriksaan dari rumah sakit.
“Saat itu aku lagi nontgon ditengah kerumunan masa, didalam kawasan tugu bandara itu. Tiba-tiba, setelah mendengar suara tembakan. Aku terkejut karena dada aku seperti kena lemparan keras. Ruapanya aku terkena tembakan peluru karet,” ucap Mantono usai menjalani pemeriksaan di ruang ICU dengan menjelaskan kalau perluru karet itu sebesar gagang sapu yang tidak terlalu panjang.
Ketua Umum FRB Sumut, Alimuddin AG mengaku menyesalkan kejadian ini. Tidak seharusnya mendapat perlakuan kasar seperti itu karena mereka hanya melakukan unjuk rasa menyampaikan aspirasi dari sikap pemerintah menaikkan BBM.
“Seharusnya aparat memberikan tembakan peringatan ke atas, tetapi justru langsung ke arah peserta demo. Ini jelas menyalahi dan pelanggaran hukum. Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro harus bertanggungjawab atas ini semua,” ucapnya.
Selain menentang kenaikan BBM, Lanjut Alimuddin, dirinya bersama ratusan masa menuntut sikap pemerintah yang menyengsarakan rakyat, khusunya warga Kelurahan Begumit Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat yang lahannya sudah direbut oleh pihak PTPN II dan perusahaan perkebunan swasta.
Karenanya, mereka akan melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Dimana, seluruh kelompok tani tidak menerima perlakuan kasar dari kepolisian. “Kami tidak akan tinggal diam. Kejadian ini akan kami laporkan ke pihak berwajib. Kami akan melakukan gerakan lebih besar lagi,” tegasnya.
Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro yang dikonfirmasi Sumut Pos di Bandara Polonia bersama seluruh personil gabungan yang beristirahat usai melakukan pengamanan aksi unjuk rasa. Membantah kalau personilnya, ada melakukan penembakan peluru karet kearah demonstran.
“Tak ada itu. Mana yang menjadi korban penembakan itu. Tunjukkan kepada saya dimana dia. Kalau memang ada pasang besok fotonya, biar saya melihatnya,” ucapnya.
Dikatakannya, hasil dari masa yang menyampaikan aspirasinya secara anarkis tidak ada. “Apa hasilnya ini?. Mereka (pengunjuk rasa) melempari batu dan merusak pagar. Permintaan untuk memberhentikan pesawat tidak mungkin. Malah sartu personil kita terkena lemparan batu di bahagian wajahnya,” pungkasnya.
Ketika disinggung akibat dari pengrusakan di sekitar bandara itu akan dilakukan pengejaran dari pihak kepolisian. Wisjnu enggan menjelaskannya. “Nantilah itu. Semua kejadian dari awal dari datangnya masa, saya rekam sampai tejadi kericuhan,” bebernya yang tetap menghimbau masyarakat agar tidak anarkis.
Sekitar Pukul 17.00 WIB, aktivitas Bandara Polonia, Medan kembali normal. Seiring dengan pulangnya para demonstran yang jumlahnya ribuan orang. Dua akses masuk ke bandara yang semula diblokir massa, kini sudah bisa dilalui dari Jalan Imam Bonjol, sudah mulai dilewati. Sejumlah mobil maupun sepeda motor sudah bisa masuk dari pintu utama bandara. Pada saat bersamaan, akses dari pintu kargo di bagian belakang bandara juga sudah bisa dilalui.
Sementara petugas kebersihan juga membersihkan seluruh sampah bekas-bekas dari pendemo. Sedangkan pihak Kecamatan Medan Polonia, melakukan pembenahan taman di bundaran tugu dengan mengakutnya menggunakan ambulance sampah mengangkut bunga-bunga yang sudah berserakan akibat dari pecahan pot-pot bunga itu.
General Manager (GM) Bandara Polonia, PT Angkasa Pura II, Bram Bharoto Ciptadi menyatakan, belum bisa menghitung berapa kerugian akibat rusaknya pagar, penunjuk arah, maupun panel-panel milik bandara yang lainnya.
“Belum dihitunglah. Belum tahu berapa kerugiannya. Yang penting aktivitas bandara sudah normal,” terang Bram kepada wartawan.(adl)a diucapkan GM Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, Kolonel PNB Bram Bharoto Tjiptadi. Sambungnya, pihaknya sudah mempunyai akses ketiga keluar masuk dari dan keluar dalam Bandara Polonia Medan. “Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan tetap berjalan seperti biasanya tadi. Namun, penerbangan terhenti karena akses truk pengangkut BBM Aftur ditutup oleh massa sehingga terjadi penundaan,” jelasnya.
Yenny (28), salah satu warga, menuturkan, penundaan terjadi karena aksi demo yang terjadi siang tadi. “Pihak maskapai memang menunda penerbangan karena pesawat tak bisa terbang dimana bahan bakar tak disalurkan karena massa katanya menutup akses tersebut,” bebernya.
Hal senada juga ditambahkan Indra (30). Dijelaskannya, dirinya mendapatkan informasi penundaan dari saudaranya. “Saudara saya yang memberitahukan bahwa penundaan terjadi karena adanya aksi di Bandara Polonia Medan. Kalau sudah begini, masyarakata banyak pun menjadi korban dimana penundaan terjadi karena demo. Saya senang karena bandara sudah kembali normal dan saya beruntung karena saya berangkatnya pukul 20.30 WIB tujuan Medan-Jakarta mala mini,” katanya sambil berlalu pergi.
Tak hanya itu, walau pun aktifitas sudah kembali normal berjalan, namun, petugas dari TNI dan Polri masih melakukan pengamanan di Bandara Polonia Medan. “Personel masih tetap bertahan di Bandara Polonia Medan sesuai instruksi dari Kapolda Sumut. Kita tetap bertahan karena menjaga hal-hal yang tak diinginkan,” kata Kasat Pamobvit Polresta Medan, Kompol Calvin Simanjuntak.
Hingga berita ini diberitakan/diturunkan, petugas TNI dan Polri masih berjaga-jaga di dalam Bandara Polonia Medan. Tak hanya itu, mobil water canon juga masih berada di Bandara Polonia Medan. Tenda-tenda milik petugas POLRI masih berdiri didalam Bandara Polonia Medan. Arus keluar dan masuk kedalam Bandara Polonia Medan pun berjalan normal. Alat transportasi Taksi sudah bisa kembali beroperasi didalam Bandara Polonia Medan setelah sebelumnya tak bisa masuk dan keluar karena ditutup oleh massa.(jon)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Segel SPBU Nakal
Redaktur : Tim Redaksi