Penderita DBD di Sampit Terus Meningkat

Minggu, 19 Februari 2012 – 09:33 WIB
SAMPIT - Status Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) hingga kini masih belum dicabut. Pasalnya fakta di lapangan menunjukkan penyakit mematikan itu belum juga reda, bahkan saat ini jumlah pasien DBD kembali meningkat.

Data dari Rumah Sakit dr Murjani Sampit menyebutkan, selama Januari 2012 lalu jumlah pasien DBD sebanyak 90 orang. Memasuki Februari hingga pertengahan bulan ini sudah ada sebanyak 24 orang pasien DBD.

Sementara itu data dari Puskesmas yang tercatat di Dinas Kesehatan Kotim, jumlah penderita DBD untuk bulan Januari tercatat sebanyak 120 orang dan pada bulan Februari sudah tercatat 43 orang penderita.

Kepala Dinas Kesehatan Kotim, dr Yuendri Irawanto menyampaikan bahwa belum meredanya penyebaran wabah tersebut faktor utamanya adalah karena sangat kurangnya peran aktif masyarakat dalam memberantas sarang dan jentik nyamuk. Hal itu pula yang menyebabkan upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kotim dan puskesmas dengan melakukan pengasapan (fogging) massal dan pembagian bubuk abate, belum berdampak signifikan.

“Bagaimana penanganan bisa berlangsung maksimal jika tidak diikuti dengan peran serta masyarakat, terutama dalam membersihkan lingkungan dari wadah-wadah yang sering digenangi oleh air dan menjadi tempat tumbuhnya jentik dan larva nyamuk. Karena perlu diingat, fogging hanya untuk memberantas nyamuk dewasa saja, tapi tidak bisa memberantas jentik dan larva,” ungkapnya.

Yuendri kembali mengingatkan agar masyarakat bisa digerakkan untuk bersama-sama secara sadar memberantas sarang dan jentik nyamuk dengan cara menerapkan 3 M yakni menguras bak air setidaknya setiap tujuh hari sekali dan menutup tempat penampungan air, serta mengubur sampah.

Selain itu, dikatakannya pula, bahwa tempat dan lingkungan yang bersih belum tentu bebas dari jentik dan larva nyamuk demam berdarah. Karena tempat perkembangan jentik nyamuk mematikan itu bisa pada air yang tergenang di pot-pot bunga, ban bekas, botol bekas, dan benda-benda yang bisa menampung air. Yuendri juga menjelaskan bahwa nyamuk demam berdarah tersebut hanya terbang pada pagi sekitar pukul 08.00 WIB dan sore hari sebelum petang.

“Saat ini program fogging massal kita hentikan dulu paling tidak rentang waktunya satu bulan. Karena program ini tidak bisa dijadikan andalan untuk memberantas nyamuk, karena yang lebih efektif ialah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (SPN),” ajaknya. (gus/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pusat Cairkan Dana Rehab dan Rekon Wasior

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler