Penderita Kanker Payudara Jangan Bandel

Minggu, 31 Juli 2011 – 07:39 WIB

JAKARTA - Diskusi antara dokter spesalis bedah ongkologi dengan penderita kanker payudara di Jakarta kemarin (30/7) berlangsung gayengDalam pertemuan ini, pasien dituntut untuk patuh terhadap anjuran dokter

BACA JUGA: GBS Penyakit Langka, Serang Kekebalan Tubuh

Di pihak lain, dokter wajib memberikan pelayanan medis dengan kualitas nomor wahid.

Dr Samuel J
haryono SpBK dari RS Pusat Kanker Nasional Dharmais menjelaskan, pihaknya mengamati jika kanker payudara merupakan jenis kanker dengan dengan jumlah kasus terbesar

BACA JUGA: Jangan Anggap Remeh Terasa Kesemutan

Selain itu, kanker ini juga penyumbang angka kematian terbesar kaum hawa.

Catatan RS Pusat Kanker Nasional Dharmais selama lima tahun terakhir menyebutkan, angka insidens kanker payudarai menduduki peringkat pertama dengan prosentase sebesar 32 %
Selanjutnya disusul oleh kanker serviks sebesar 17 %

BACA JUGA: Infeksi Saluran Kemih Picu Gagal Ginjal

"Sebagian besar (40 %) penderita kanker payudara berstatus stadium awal," jelas diaSisanya, sejumlah 60 % adalah penderita stadium lanjut lokal dan stadium lanjut metastase.

Dr Samuel menuturkan, muncul beberapa faktor yang bisa mendorong penanganan kanker payudara yang baikDiantaranya adalah, kepatuhan pasien terhadap instruksi dokter, kualitas pengobatan, dan komitmen dokter"Harapan kami para pasien dapat menjadi seorang survivor," katanya.

Dia menjelaskan, kepatuhan pasien terhadap pengobatan kanker meliputi ketaatan mengikuti jadwal terapiMenurut dr Samuel, kegiatan terapi bagi sebagian pasien kanker payudara mungkin cukup tidak mengenakkanAkhirnya, banyak yang beralih ke pengobatan alternatifDia menegaskan, peran pengobatan alternatif sejatinya digunakan sebagai komplementer atau pelengkap saja.

Pasien penderita kanker payudara dihimbau untuk tekun dalam menjalani siklus pengobatanDan tidak boleh terputusSebab, perkembangan sel-sel kanker jauh lebih cepat dibandingkan dengan perkembangan sel-sel tubuh yang normal

Dr Slamet menuturkan, selama ini ketidakpatuhan pasien penderita kanker payudara disebabkan beberapa alasanSeperti masalah biaya, ingin mencoba pengobatan alternatif, serta tidak tahan terhadap efek samping pengobatanSeperti kerontokan rambut, daya tahan tubuh yang menurun, sariawan, mual dan muntah"Faktor lainnya adalah, pasien tidak sabar karena waktu pengobatan tidak sebentar," tuturnya.

Sementara itu, Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo SpPD, KHOM, FACP, pakar onkologi medik dari Universitas Indonesia (UI) menjelaskan posisi pasien kanker selama bulan puasaDia menuturkan, pasien harus konsultase dengan dokternya dulu sebelum memutuskan ikut menjalani ibadah puasa.

Pada intinya, dr Aru mengatakan jika pasien kanker dapat menjalankan ibadah puasa sama seperti umat muslim lainnyaBaik sebelum mereka menjalani kemoterapi ataupun pada saat pemberian kemoterapiDr Aru memberikan perhatian khusus bagi penderita kanker payudara yang juga menderita penyakit-penyakit lain seperti diabetes dan jantung(wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cantik dengan Sengatan Listrik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler