MUARATEBO - Angka kesakitan malaria atau Annual Paracite Incidence (API) Kabupaten Tebo, Jambi, turun menjadi 5,90 per 1000 penduduk. Hal tersebut langsung diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan, Ridwan.
Dikatakannya, di Kabupaten Tebo tahun 2011 lalu API mencapai angka 6,96 per 1000 penduduk. Sementara untuk tahun 2012 mencapai angka 5,90 per 1000 penduduk. "Artinya tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1,06," Paparnya.
Disebutkannya, lokasi atau kantong-kantong wilayah yang masih sangat sering terkena penyakit malaria adalah Desa Mangumpeh, Sungai Bengkal, Rimbo Bujang dan Pasir Mayang. "Keempat wilayah tersebut yang banyak mengalami sakit malaria, karena wilayahnya tersebut sangat endemis dan lembab," terangnya.
Untuk mengantisipasi dan penanganan penyakit malaria, Ridwan mengatakan, sudah menyarankan kepada masyarakat agar memakai kelambu berinsektisida supaya tidak digigit nyamuk penular malaria dan menghindari keluar rumah di malam hari terutama di daerah endemis malaria.
Melakukan pembersihan genangan air agar tidak menjadi tempat nyamuk berkembang biak, meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang komprehensif dan meninjau masyarakat di daerah terpincil. “Keterlibatan semua sektoral dalam pengendalian malaria dan Perilaku Hidub Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat juga menjadi paktor penting mencegah penyakit malaria," pungkasnya. (bee)
Dikatakannya, di Kabupaten Tebo tahun 2011 lalu API mencapai angka 6,96 per 1000 penduduk. Sementara untuk tahun 2012 mencapai angka 5,90 per 1000 penduduk. "Artinya tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1,06," Paparnya.
Disebutkannya, lokasi atau kantong-kantong wilayah yang masih sangat sering terkena penyakit malaria adalah Desa Mangumpeh, Sungai Bengkal, Rimbo Bujang dan Pasir Mayang. "Keempat wilayah tersebut yang banyak mengalami sakit malaria, karena wilayahnya tersebut sangat endemis dan lembab," terangnya.
Untuk mengantisipasi dan penanganan penyakit malaria, Ridwan mengatakan, sudah menyarankan kepada masyarakat agar memakai kelambu berinsektisida supaya tidak digigit nyamuk penular malaria dan menghindari keluar rumah di malam hari terutama di daerah endemis malaria.
Melakukan pembersihan genangan air agar tidak menjadi tempat nyamuk berkembang biak, meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang komprehensif dan meninjau masyarakat di daerah terpincil. “Keterlibatan semua sektoral dalam pengendalian malaria dan Perilaku Hidub Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat juga menjadi paktor penting mencegah penyakit malaria," pungkasnya. (bee)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Tuding Perhutani Serobot Lahan
Redaktur : Tim Redaksi