Penderita Payah Jantung Kian Muda

Selasa, 30 September 2014 – 23:36 WIB

jpnn.com - antung adalah organ yang memompa darah ke paru-paru maupun ke seluruh tubuh. Apa jadinya jika kerja jantung tidak baik? Berdasar data, jumlah penderita sakit jantung laki-laki usia 30-an kian meningkat. Para istri atau kekasih harus pandai-pandai mengajak pasangannya melakukan checkup jantung.

* * *

BACA JUGA: Cara Mudah Hindari Stres Saat ke Kantor

ADA satu gangguan jantung yang membuat penderitanya mengalami keterbatasan beraktivitas. Orang awam menyebutnya sebagai payah jantung. Pada kondisi tersebut, menurut Dr dr Johanes Nugroho SpJP(K) FIHA, muncul kumpulan gejala karena jantung tidak mampu memompa darah secara memadai untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi dan metabolisme tubuh.

Nah, deteksi dini sehat atau tidaknya jantung bisa diketahui dari sesak napas. Menurut dr Isabella Lalenoh SpJP FIHA, ada perbedaan sesak napas lantaran jantungan dengan sakit paru-paru atau yang lain. Yakni, sesak sebagai tanda payah jantung datang ketika penderita berbaring di kasur yang datar.

BACA JUGA: Berbohong Bisa bikin Kesehatan Anda Terganggu

’’Keluhan lainnya, tidur malam terganggu, pembengkakan, nggak nafsu makan, gampang lupa, dan disorientasi,’’ ungkap perempuan berambut panjang tersebut.

Nugroho mengungkapkan, deteksi dibagi menjadi dua, yaitu secara subjektif dan objektif. Secara subjektif, penderita sendiri yang dapat merasakannya. ’’Tanda-tandanya, mudah capek dan ngos-ngosan,’’ paparnya. Selain itu, deteksi subjektif untuk payah jantung bisa diketahui dari anemia maupun psikosomatis. Artinya, ada gangguan psikis yang mengakibatkan payah jantung.

BACA JUGA: Suami Bohong Jangan Cemburu, Ini Alasannya

Berbeda halnya dengan deteksi objektif, deteksi itu menggunakan alat medis dan hanya bisa dilakukan di rumah sakit. ’’Ada berbagai macam pemeriksaan. Bisa menggunakan foto rontgen, MRI, CT-scan, dan echocardiografi,’’ terang staf medis kardiologi RSUD dr Soetomo Surabaya tersebut.

Sayangnya, pasien yang datang ke rumah sakit sudah mengalami derajat payah jantung yang tinggi. Menurut Nugroho, derajat menunjukkan tingkat keparahan sakit jantung yang diderita. Dia memberikan contoh, pada derajat satu, penderita bisa beraktivitas sehari-hari dan belum mempunyai keluhan. Pada derajat dua, ketika istirahat, tidak ada keluhan. Tetapi, saat beraktivitas ringan, penderita sudah mengeluh sesak napas. Pada derajat tiga, pasien menjalani aktivitas berat dan mengeluh ngos-ngosan. Pada derajat empat, saat istirahat pun, pasien mengeluh sesak napas.

’’Cara mengetahuinya, untuk derajat satu dan dua, pasien masih bisa periksa ke rumah sakit tanpa diantar. Untuk derajat tiga, pasien ke rumah sakit minta diantar. Untuk derajat empat, pasien datang secara tiba-tiba dalam keadaan lemas,’’ jelas Nugroho.

Penanganan payah jantung menyesuaikan dengan kondisi. Terapi bertujuan untuk memperbaiki aliran darah, mengurangi simtom atau keluhan, dan memperlambat progresivitas penyakit. ’’Kami pun dibantu alat seperti ventilator dan ultrafiltrasi,’’ tutur spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah tersebut.

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Itulah yang disarankan dr Widyawan Priyo Pratomo SpJP FIHA yang lebih akrab dipanggil Wiwid. Menurut alumnus FK Unair Surabaya tersebut, pencegahan dibagi menjadi dua. Yakni, primer dan sekunder. ’’Untuk yang primer, dilakukan sebelum terjadi risiko. Misalnya, penderita mempunyai diabet (diabetes melitus), penyakit ini harus disembuhkan agar tidak menyentuh ke jantung,’’ ujar Wiwid.

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap orang yang pernah menderita gangguan jantung. Wiwid menuturkan bahwa hal itu bertujuan agar pasien tidak kembali menderita gangguan jantung. ’’Caranya ya obat-obatannya diminum, berolahraga, dan sirkulasi air pada tubuh diatur,’’ katanya.

Wiwid menegaskan, siapa pun perlu waspada pada payah jantung. Apalagi yang mempunyai faktor keturunan, obesitas, dan perokok. ’’Tren payah jantung sekarang dialami orang berusia muda. Kami menyarankan, laki-laki berusia 30-an untuk check up. Kalau perempuan, baru muncul pada usia 40-an. Mengingat, siklus menstruasi yang berkaitan dengan hormon perempuan ikut melindungi jantung,’’ tandasnya. (cik/c14/c15/nda)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Desain Mahasiswa Universitas Ciputra Bersaing di Panggung Asia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler