jpnn.com, TEGAL - Densus 88 Antiteror Polri pada Minggu lalu (13/8) menangkap dua warga Kelurahan Kudaile di Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal yang diduga sebagai teroris. KEdua tangkapan Densus 88 itu adalah Gilang Nubaris alias Indra (24) dan Akhmad Ghoni alias Goni (24).
Gilang merupakan warga Jalan Imam Bonjol RT 01 RW 02 Kelurahan Kudaile, Slawi. Sedangkan Goni (24) tercatat sebagai warga Jalan Imam Bonjol RT 07 RW 02 Kelurahan Kudaile, Slawi.
BACA JUGA: Densus 88 Ringkus Dua Pria Tegal, Begini Kronologisnya
Laman radartegal.com mengabarkan, Silent Warrior Team dari Densus 88 sudah mengintai gerak-gerik Gilang dan Ghoni sejak dua bulan lalu. Tim beranggotakan 20 personel Denus s88 itu di bawah kendali AKBP Didi Novi.
Sebelumnya, tim tersebut bergerak menuju Kota Tegal pada Minggu (13/8) sekitar pukul 13.00 WIB untuk membekuk Gilang yang sedang berbelanja peralatan komputer. Dari hasil pengembangan setelah menangkap Gilang, tim Densus 88 meluncur ke Slawi untuk menangkap Ghoni.
BACA JUGA: Terduga Teroris Hanya Bercelana Pendek saat Dibekuk Densus 88
Ghoni diringkus di dalam kamar tidurnya sekitar pukul 13.13 WIB. Kedunya tercatat masih merupakan kerabat.
Kapolres Tegal AKBP Heru Sutopo SIK mengatakan, Densus 88 memang menangkap Gilang dan Ghoni. “Untuk informasi lanjutan, apakah keduanya masuk jaringan dari mana, kami tidak bisa memberikan keterangan resmi,” ujarnya.
BACA JUGA: Tukang Servis Barang Elektronik Jadi Terduga Teroris
Tim Densus 88 memang sempat memeriksa Gilang dan Ghoni di Mapolres Tegal Kota. Selanjutnya, kedua pemuda itu diboyong ke Mabes Polri.
Ketua RT 07 RW 02 Edy Makenur (52) yang rumahnya tidak jauh dari tempat tinggal Akhmad Ghoni menyatakan bahwa pihaknya selama ini tidak mengetahui secara pasti aktivitas warganya yang diduga teroris itu. ”Ibunya sempat syok ketika rumahnya didatangi banyak polisi dan anaknya dibawa ke dalam mobil bok yang dikawal mobil jenis Inova,” tutur Edy.
Dia menjelaskan, Ghoni adalah anak pertama dari tiga bersaudara putra pasangan Asikin dan Rusmiyati. Asikin saat ini masih mendekam di Lapas Tegal Andong karena kasus pencurian dengan pemberatan (curat).
Ghoni sempat menamatkan pendidikan SD di SDN 01 Kudaile, kemudian melanjutkannya ke SMP Muhammadiyah Slawi. Sedangkan pendidikan terakhirnya adalah SMK Puspo Rancawiru Pangkah.
Sepengetahuan Makenur, selama ini Ghoni dikenal sebagai pribadi tertutup. Sebelumnya, Ghoni pernah merantau di Jakarta.
”Dia baru pulang dari Jakarta dan sempat meminta surat pengantar untuk kerja. Dia menjadi cleaning service di Jakarta selama dua tahun,” tutur Makenur.
Selanjutnya, Ghoni berjualan kebab di Slawi. Hanya saja, penampilannya memang berubah sejak satu tahun terakhir ini.
“Dia lebih suka mengenakan baju gamis dan celana cingkrang bila keluar rumah. Dia juga sempat mengontrak rumah di Trayeman untuk menggelar pengajian kelompoknya,” terangnya.
Sementara sepupu Ghoni, Apriyadi (44) juga mengungkapkan hal serupa. Apriyadi yang juga tinggal serumah dan masih sepupu dengan Ghoni mengatakan bahwa saudaranya lebih banyak berdiam diri di dalam kamarnya.
”Saat ditangkap polisi siang kemarin, dia hanya membawa dompet dan tas kecil,” tutur Apriyadi.
Sementara, pihak keluarga Gilang memilih menutup diri dari media. Papan nama di tempat Gilang membuka usaha usaha servis komputer juga langsung dicopot.(her/fat/zul/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus 88 Tengkap Dua Warga Tegal
Redaktur & Reporter : Antoni