Pendidik Jangan Bergaya Feodal

Sekolah Wajib Memiliki Statuta

Kamis, 14 Januari 2010 – 19:33 WIB

JAKARTA-Mantan Menteri Pendidikan Nasional Yahya Muhaimin menegaskan bahwa setiap sekolah sebaiknya diwajibkan untuk memiliki statuta yang di dalamnya dicantumkan secara eksplisit dan jelas mengenai pengembangan karakter di sekolah tersebut.

Yang dimaksud statuta itu sendiri merupakan suatu pedoman dasar penyelenggaraan kegiatan sebagai acuan perencanaan, pengembangan program dan  kegiatan fungsional sesuai tujuan  sekolah yang berisi dasar rujukan pengembangan peraturan akademik dan prosedur operasional.

“Pengembangan karakter bangsa lebih ditekankan kepada kegiatan internalisasi atau penghayatan dan pembentukan tingkah lakuJadi bisa dikatakan hal ini bukan dalam kurikulum, tetapi dalam program,” kata Yahya Muhaimin di Hotel Bumikarsa Bidakara, Jakarta, Kamis (14/1).
.
Di dalam setiap statuta sekolah, lanjut Yahya, nantinya juga akan mencantumkan nilai-nilai dasar atau yang merupakan ciri khas karakter bangsa Indonesia yaitu yang bersumber pada nilai-nilai agama maupun nilai-nilai kenegaraan, patriotisme, dan nasionalisme

BACA JUGA: Anak Jangan Hanya Disuruh Menghapal

“Nilai-nilai dasar tersebut, misalnya jujur, dapat dipercaya, amanah, kebersamaan, peduli kepada orang lain, adil, dan demokratis,” terangnya.

Sementara itu masih di tempat yang sama, Budayawan Frans Magnis Suseno juga mengungkapkan bahwa orang yang mempunyai karakter adalah seseorang yang memiliki keyakinan dan sikap dan dia bertindak menurut keyakinan dan sikapnya itu
Menurutnya, keyakinan itu termasuk suatu kejujuran dasar, kesetiaan terhadap dirinya sendiri dan perasaan spontan bahwa ia mempunyai harga diri dan bahwa harga diri itu turun apabila ia menjual diri.

“Ia tahu apa itu tanggung jawab dan bersedia mempertanggungjawabkan perbuatannya

BACA JUGA: Wawasan Kebangsaan Masuk Kurikulum SD-SMA

Ia bukan 'orang bendera' yang selalu mengikuti arah angin
Ia bisa saja fleksibel, tawar menawar, mau belajar dan berkembang dalam pandangannya,” tegasnya.

Frans menegaskan, feodalisme para pendidik tidak memungkinkan karakter anak-anak didiknya berkembang semestinya

BACA JUGA: Tak Ada Biaya, Siswi SMP Gantung Diri

Jika pendidik membuat anak menjadi 'manutan' dengan nilai-nilai penting, tenggang rasa, dan tidak membantah, maka karakter anak tidak akan berkembang.

“Kalau kita mengharapkan karakter, anak itu harus diberi semangat dan didukung agar ia menjadi pemberani, berani mengambil inisiatif, berani mengusulkan alternatif, dan berani mengemukakan pendapat yang berbedaIa harus diajarkan untuk berpikir sendiri,” jelasnya(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Jamin Soal UN Tak Bocor


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler