Ratusan pelajar, orang tua, dan guru berbagi pendapat dan kekhawatiran mereka soal pendidikan di Australia.
Inilah yang mereka katakan.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Bintang Hiphop P Diddy Hadapi Tuduhan Baru Terkait Pelecehan Seksual
Awal tahun ini, warga dari seluruh penjuru Australia memberikan tanggapan dari artikel yang menceritakan soal 'tutoring' atau bimbingan belajar. Mereka diminta menceritakan pengalaman mereka dengan sistem pendidikan di Australia.
Ada ratusan pandangan dan pendapat yang berbeda, demikian juga pola berulang, yang membuktikan berbagai persoalan memiliki dampak yang berbeda pada pelajar, guru, dan orang tua.
BACA JUGA: Indonesia & Australia Berkolaborasi Atasi Banjir Rob dengan Teknologi AI
Pembaca membantu memberikan informasi kepada kami. Kami pun ingin membagikan tanggapan yang sudah masuk untukmemberikan pemahaman mendalam, berbicara dari sisi yang berbeda tentang masalah yang sama, atau ada pendapat yang tidak selalu terdengar.
Anda bisa menelusuri kutipan-kutipan, peta dan panel demografi di bawah ini yang menyoroti pandangan pelajar, orang tua atau guru, serta topik yang jadi perhatian mereka.
BACA JUGA: RIDO Janjikan Sekolah Berkualitas Gratis untuk Warga Jakarta
Harap dicatat: Sejumlah nama dalam artikel ini sudah diubah karena alasan privasi dan kekhawatiran dampaknya terhadap narasumber kami jika mereka berbicara sepenuhnya. Beberapa tanggapan juga sudah disunting agar maksudnya bisa lebih jelas.
"Seluruh sistemnya rusak. Sistem ini mengharuskan anak-anak berada di situasi yang tidak sesuai dengan kemampuan mereka meski kelasnya besar, juga ada kebutuhan individu yang beragam, dan tujuan belajar yang terus berubah. Sistem ini dirancang untuk gagal."Sarah, guru, Australia Barat
"Bullying [perundungan] menjadi masalah besar, diperparah oleh pelaku yang menganggap diri mereka sebagai korban, mengakibatkan hilangnya kepercayaan pada sistem [dan] munculnya pikiran bunuh diri, terutama di sekolah menengah atas.”Jenna, orang tua, New South Wales
"Semua orang menderita gangguan kesehatan mental. Saya tentu saja bukan satu-satunya. Namun, bukannya mendapat dukungan, semuanya malah dituduhkan pada kejahatan, nilai-nilai, perilaku... kami hanyalah anak-anak! Kami butuh bantuan, bukan analisa."Marissa, pelajar, Queensland
"Kesehatan mental guru sangat penting, tapi sering kali diabaikan. Ketika pendidik didorong hingga batas maksimal, kemampuan untuk bisa memberikan inspirasi pun berkurang. Hal ini tidak hanya merugikan mereka, tapi juga siswa yang bergantung pada mereka."Kellie, guru, New South Wales
"Saya khawatir dengan meningkatnya ketidakadilan dan 'perbedaan kelas' yang disebabkan oleh kesenjangan pendanaan antara sektor swasta dan publik. Finlandia, Norwegia, Jerman bisa memperbaiki masalah ini. Mengapa kita tidak bisa?"Elizabeth, orang tua, Kawasan Ibu Kota Australia (ACT)
"Penurunan kualitas pendidikan publik karena sekolah swasta yang menimbun dana, sangat memprihatinkan. Pelajar mengalami kesulitan, prestasi menurun, dan transportasi umum yang tidak memadai jadi kendala lainnya."Luke, palajar, Tasmania
"Pemerintah gagal mendidik anak-anak karena kurangnya sumber daya dan dana. Kurikulum, silabus, layanan pendukung … tidak memenuhi standar. Sebuah lelucon, sampai-sampai saya mulai berpikir untuk berhenti mengajar."Alex, guru, New South Wales
"Saya mulai sekolah di rumah, karena kurangnya perhatian dalam pendidikan di sekolah publik. Banyak anak yang ambisius tidak bersemangat karena tidak ada dorongan untuk berprestasi, sementara kelas yang tidak fleksibel tidak dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu."Jaimi, orang tua, Australia Selatan
"Pelajar tidak siap menghadapi pesatnya pertumbuhan media sosial, AI, dan (mis)informasi. Saya bertanya-tanya bagaimana sekolah bisa tetap relevan dan menjadi yang terdepan. Saya rasa kita belum sepenuhnya siap."Dicle, orang tua, Victoria
"AI makin menjadi masalah. Meski ada aturan, banyak sekali pekerjaan yang dilakukan dengan AI. Saya tidak setuju, tetapi tidak tahu apa yang bisa dilakukan. Jadi tidak mungkin untuk melacak dan mengatasinya dengan benar."Jessica, pelajar, Tasmania
"Keluarga-keluarga dengan akses terbatas ke teknologi di rumah ingin lebih belajar, sementara rumah tangga yang menggunakan teknologi live malah dilarang. Penggunaan teknologi secara bertanggung jawab hanya dibebankan kepada sekolah."Roger, guru, Kawasan Australia Utara
"Terlalu banyak ketergantungan pada iPad dan komputer di sekolah. Daftar buku anak-anak saya hanya berisi daftar aplikasi, itu saja, tidak lagi menggunakan pena atau kertas."Elia, orang tua, Queensland
Ada pengalaman dan cerita dengan sistem edukasi di Australia? Anda bisa mengisi formulir di bagian akhir artikel ini.
"Faktor krusial yang tidak dibahas adalah apa yang terjadi di rumah. Disiplin, rasa ingin tahu, semua dimulai dari rumah. Tanpa itu, sekolah tidak akan efektif apa pun yang terjadi."Liat, orang tua, Queensland
"Struktur sekolah belum berubah selama puluhan tahun, tapi dunia sudah berubah. Alih-alih beradaptasi, kita malah menambah mata pelajaran, mengurangi jam pelajaran, memangkas sumber daya, lalu mengeluh. Hal ini tidak berkelanjutan."Gayle, guru, Tasmania
"Sistemnya gagal. Kurikulumnya tidak sesuai untuk masa depan. Dan mengurusi perilaku, yang seringkali penuh dengan kekerasan, berbahaya, yang menargetkan penduduk Aborigin atau imigran; belum lagi narkoba dan alkohol, ini jadi masalah besar."Pippa, pelajar, Australia Barat
"Tekanan orang tua kepada anak-anak, yang mencoba memengaruhi kelas, sangat memprihatinkan. Guru tidak dapat melawan, anak-anak jadi terjebak di tengah. Ini membuat kita lemah, saat hidup sudah rentan." Shirlaine, tutor, Victoria
"Saya tidak tahu harus berbuat apa, nilai saya turun sedikit. Saya merasa kalau tidak bisa mempertahankannya, saya tidak akan berhasil dalam hidup. Saya tidak tahu kenapa. Saya melakukannya dengan baik, tapi sekarang saya meragukan kemampuan saya untuk melanjutkan."Tanya, pelajar, Australia Barat
"Anak-anak sudah kelelahan, bahkan sebelum masuk dunia kerja. Bukannya benar-benar mendidik mereka, sekolah hanya dirancang untuk mengamankan dana dan penempatan universitas setelahnya, sementara sisanya tertinggal."Nicole, guru, Kawasan Australia Utara
"Seiring dengan perubahan dunia yang cepat, kebutuhan kita pun ikut berubah. Namun, kita tidak dapat dituntut membayar mahal untuk menyekolahkan anak-anak di sekolah yang layak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini akan memecah belah masyarakat di masa mendatang." Louise, orang tua, Victoria
"Mengajar jadi jalan buntu dalam karier. Tidak ada imbalan ketika berprestasi. Jika berprestasi, atau mencoba berbicara soal masalah, mereka akan menekan Anda, dan mereka akan tergabung dalam serikat pekerja. Guru terbaik akan pergi dan tidak akan pernah lagi melihat ke belakang."Peter, mantan guru, Kawasan Ibu Kota Australia
Ada banyak yang mengakui pendidikan di Australia memiliki masalah beragam dan memerlukan solusi yang kompleks. Sementara yang lain secara sukarela memberikan beberapa pemikiran dan ide cepat soal apa yang bisa dilakukan.
Larangan menggunakan AI di sekolah, hak pilih untuk anak di bawah umur, ukuran kelas yang lebih kecil, pembelajaran daring untuk komunitas terpencil, dan siswa yang lebih dilibatkan dalam perencanaan masa depan adalah beberapa solusi yang ditawarkan, beberapa di antaranya akan kami bahas lebih mendalam dalam cerita lainnya.
Banyak yang ingin mengambil langkah pertama untuk perubahan, tetapi yang lain tidak yakin bagaimana atau merasa tidak berdaya karena masih di bawah umur, atau takut akan tanggapan dari pemberi kerja, sekolah, orang tua, atau masyarakat.
Apa pendapat Anda?KreditAudience Engagement & Production:Illustrations & Design: Additional Reporting: &Additional Graphics & Translations: Ben NelsonChinese & Indonesian Translations: Bang Xiao & Erwin Renaldi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Re Gelar Pelatihan Public Speaking untuk Tenaga Magang Beasiswa Berprestasi