jpnn.com - Di era globalisasi, pendidikan bukan hanya soal meningkatkan kecerdasan intelektual, tetapi juga membangun karakter dan toleransi.
Masyarakat yang beradab, berbudaya, dan sejahtera membutuhkan fondasi pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai etika, budaya, dan kemajemukan.
BACA JUGA: Webinar Ganesha Operation, Disdik Jakarta Soroti Soal Pendidikan Karakter
Dua aspek penting yang mendukung ini adalah pendidikan karakter dan pendidikan multikultural.
Mengapa Pendidikan Karakter Penting?
BACA JUGA: Anwar Hafid Menekankan Pentingnya Pendidikan Karakter Demi Kesuksesan Generasi Muda
Pendidikan karakter adalah upaya menanamkan nilai-nilai moral pada peserta didik agar tumbuh menjadi pribadi yang bermoral, berintegritas, dan peduli terhadap sesama.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman, bertakwa, dan memiliki akhlak mulia, di samping sehat, cakap, dan kreatif.
BACA JUGA: Ganjar Tekankan Pentingnya Pendidikan Karakter Buat Milenial dan Gen Z
Fungsi utama pendidikan karakter adalah membentuk peserta didik menjadi individu yang berbudi pekerti luhur, yang memahami peran serta tanggung jawabnya sebagai warga negara.
Di dalamnya terdapat nilai-nilai universal seperti jujur, bertanggung jawab, kerja keras serta cinta tanah air.
Sembilan pilar karakter yang dirangkum dari nilai-nilai universal antara lain cinta Tuhan, kemandirian, kejujuran, hormat, kerja keras, hingga toleransi.
Karakter yang kuat tidak bisa hanya terbentuk di sekolah. Keluarga dan masyarakat juga memainkan peran penting dalam membentuk sikap dan nilai yang dimiliki seseorang.
Oleh sebab itu, kolaborasi antara institusi pendidikan, orang tua, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pendidikan karakter.
Pendidikan Multikultural: Pentingnya Menghargai Keberagaman
Indonesia adalah negara dengan kekayaan budaya, suku, agama, dan bahasa yang beragam.
Pendidikan multikultural bertujuan membangun sikap toleransi dan saling menghormati antarbudaya. Pendidikan ini berakar dari filosofi pluralisme, yang mengakui dan menghargai perbedaan sebagai kekayaan yang harus dijaga.
Dengan pendidikan multikultural, siswa diajarkan untuk melihat keberagaman sebagai kekuatan bangsa.
Anak-anak yang dibekali dengan pandangan multikultural cenderung lebih toleran, memiliki pandangan terbuka, dan mampu beradaptasi dalam masyarakat yang beragam.
Menurut para ahli, pendidikan multikultural bukan hanya alternatif, tetapi seharusnya menjadi model pendidikan di Indonesia agar dapat menangkal berbagai konflik yang muncul dari perbedaan.
Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Nilai-nilai pendidikan karakter dan multikultural tidak hanya diajarkan melalui teori, tetapi juga melalui praktik sehari-hari.
Misalnya, dengan kegiatan kerja kelompok, siswa dapat belajar berkolaborasi dengan orang yang berbeda latar belakang.
Siswa juga bisa didorong untuk melakukan kegiatan sosial yang melibatkan lintas budaya, sehingga mereka memahami pentingnya perbedaan.
Para pendidik di sekolah dapat berperan dengan memberikan contoh melalui sikap dan perilaku sehari-hari.
Contohnya adalah dengan mengajarkan anak-anak untuk saling menghormati, menghindari diskriminasi, dan merayakan perbedaan.
Pendidikan ini juga penting dalam menghadapi fenomena globalisasi, di mana anak-anak Indonesia akan bersaing dengan anak-anak dari berbagai negara.
Membangun Karakter di Perguruan Tinggi
Pengembangan karakter tidak hanya penting di tingkat sekolah dasar dan menengah, tetapi juga di perguruan tinggi.
Mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan yang akan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa.
Kampus-kampus di Indonesia sudah mulai merancang program-program yang membangun karakter, seperti integritas, kerja keras, etika kerja, dan tanggung jawab sosial.
Berbagai universitas juga mulai menyiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja melalui pelatihan keterampilan interpersonal dan manajemen emosi.
Hal ini sangat penting mengingat generasi muda saat ini tidak hanya diharapkan cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan mampu menghadapi tantangan dengan bijak.
Pendidikan Karakter dan Multikultural: Kunci Masa Depan Indonesia
Dalam pandangan Thomas Lickona, seorang ahli pendidikan karakter, ada sepuluh tanda kehancuran moral suatu bangsa, di antaranya meningkatnya kekerasan, rendahnya rasa hormat, dan kaburnya batas antara benar dan salah.
Gejala-gejala ini bisa kita lihat dalam fenomena sosial di Indonesia, seperti kekerasan antarpelajar dan ketidakjujuran dalam ujian.
Pendidikan karakter dan multikultural menjadi harapan dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Dengan mempersiapkan generasi yang memiliki karakter kuat dan sikap toleran, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih harmonis, berbudaya, dan siap bersaing di era global.
Sudah saatnya pendidikan di Indonesia berfokus pada pengembangan karakter agar bangsa ini memiliki SDM yang kompeten dan berintegritas.(***)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari