jpnn.com - JAKARTA - Banyak kalangan berpendapat pendidikan anak dimulai saat buah hati memasuki jenjang PAUD (pendidikan anak usia dini).
Namun menurut Sekretaris Ditjen PAUDNI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ella Yulealawati, anak mulai didik ketika dia menembus selaput jalan lahir.
BACA JUGA: Yuk, Janjian di Gerilya Coffee and Roastery
"Banyak ibu yang tidak tahu, sesungguhnya pendidikan anak dimulai ketika proses kelahirannya. Bagaimana usaha seorang anak untuk keluar dari rahim ibunya. Yang tadinya terlindungi di rahim ibunya, bayi mungil ini berusaha mencari pintu membantu ibunya untuk keluar. Cara keluar dari jalan lahir itulah pendidikan, karena anak mulai belajar untuk menyelamatkan dirinya," beber Ella dalam diskusi memperingati Hari Ibu, di Kantor Kemendikbud, Rabu (21/12).
Begitu anak berusia dua tahun, pedidikan selanjutnya adalah interaksi dengan teman-teman dan orang dewasa lewat media permainan.
BACA JUGA: Untuk Sosialita dari Java Paragon
Namun, Ella menyayangkan, masih banyak ibu yang memaksakan anak-anaknya bisa baca, tulis, dan menghitung.
"Berkali-kali kami tegaskan, PAUD jangan mewajibkan calistung. Namun, imbauan pemerintah ini seakan diabaikan. Alasannya saat masuk SD, dites calistung," ujarnya.
BACA JUGA: Luar Biasa..Gili Trawangan 90 Persen Sudah Penuh
Dia menambahkan, anak PAUD belajar lewat permainan. Dengan bermain, anak-anak akan terlatih alat motoriknya, psikologi anak juga berkembang.
"Anak akan merasakan bagaimana itu punya teman, bagaimana itu kerja sama, dan lain-lain," tandasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahun Depan, Kemenpar Perkuat Crossborder Festival
Redaktur : Tim Redaksi