Menurut Yusuf, Figur yang diusung dalam Pemilukada menjadi faktor penting, jauh melebihi hitung-hitungan angka suara partai politik hasil Pemilu Legislatif. "Yang menentukan adalah figuritas, keteladanan, integritas, kesederhanaan, dan bersatu-padunya potensi rakyat, terutama rakyat kecil pendukung kebenaran dan perubahan secara jelas dan ikhlas," kata Yusuf kepada JPNN, Jumat (21/9).
Menurutnya, perkembangan teknologi membuat rakyat kian cerdas dan pintar, serta cepat tanggap memahami permasalahan. Karenanya, rakyat pemilih juga sigap menentukan sikap dan tidak mudah direkayasa atau dibodohi. "Yang harus dicatat juga, uang bukan segalanya," tegasnya.
Yusuf yang sebelumnya pernah meramalkan Jokowi akan unggul dalam kisaran 8-10 persen atas Foke itu menambahkan, keputusan PKS mengusung calon gubernur incumbent terbukti lebih didasarkan sikap pragmatis. Namun ternyata hitung-hitungan partai koalisi yang mayoritas mendukung Foke tak mampu memenangkan incubent yang berpasangan dengan Nachrowi Ramli itu.
Yusuf mencontohkan sikap rendah hati Jokowi yang memang mampu menarik simpati pemilih di DKI. Sikap santun Jokowi, kata Yusuf, ditunjukkan tak hanya semasa kampanye tetapi juga pascapemilihan yang diketahui hasilnya.
"Sikap sportif Jokowi, meminta maaf kepada Foke jika ada kesalahan selama kampanye, dan juga menghormati Foke sebagai seniornya adalah wujud keteladanan dan kerendahan hati Jokowi yang membuat kian simpatinya rakyat. Jokowi-Ahok tinggal merealisasikan janji-janji kepedulian dan pengayoman terhadap rakyat terutama yang terzalimi akibat sistem kapitalisme," tegasnya.
Sebab menurut Yusuf, kemenangan Jokowi juga karena dukungan rakyat jelata. Pria berjenggot putih itu pun mengutip sabda Nabi Muhammad tentang kekuatan doa kaum yang dhuafa. "Sesungguhnya kemenangan kalian karena dukungan yang lemah-lemah atas doa dan keikhlasan mereka," pungkasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wakil Ketua DPR Minta Rakyat Tak Sorot Kunker Dewan
Redaktur : Tim Redaksi