Penduduk Desa Makin Sejahtera dan Inflasi Pangan Rendah

Kamis, 17 Januari 2019 – 09:05 WIB
Mentan Andi Amran dengan petani di sawah. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis indikator strategis terkini terkait Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia selama bulan Maret dan Desember 2018. BPS merilis soal perkembangan upah pekerja atau buruh, profil kesejahteraan dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, upah nominal harian buruh tani pada Bulan Desember 2018 lalu naik 0,19 persen. Kenaikan ini cukup bagus jika dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya Rp 53.056,00 per hari. Di sisi lain upah riil juga mengalami penurunan sebesar 0,38 persen.

BACA JUGA: Menteri Amran: Stok Beras Cukup untuk Delapan Bulan ke Depan

"Dengan demikian persentase penduduk miskin pada September 2018 menurun 0,16 persen dari angka sebelumnya 9,66 persen," kata Suhariyanto.

Suhariyanto menambahkan, jumlah penduduk miskin pada September 2018 mencapai 25,67 juta orang. Angka itu merupakan angka ril dalam jumlah penurunan yang mencapai 0,28 juta orang. Kemudian pada bulan Maret, penurunan mencapai 0,91 juta.

BACA JUGA: Mentan Amran: Tak Ada Ruang untuk Mafia Pangan!

"Yang jelas, persentase penduduk miskin di Perdesaan dan perkotaan pada bulan Maret 2018 turun secara signifikan. Angka tersebut misalnya kemiskinan 7,02 persen turun menjadi 6,89 persen," ujarnya.

Menurut Suhariyanto, angka tersebut jika dirinci secara rinci mencakup penurunan penduduk miskin di perdesaan dengan angka sebesar 13,10 persen. Kemudian penurunan penduduk miskin di perkotaan yang tadinya mencapai 13,1 ribu orang turun menjadi 10,14 juta orang. Ini mengindikasikan kesejahteraan penduduk di perdesaan meningkat.

BACA JUGA: Beras Basmati Diluncurkan, Kementan: Beras Kita Layak ekspor

Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2018 juga mengalami kenaikan sebesar 1,21 persen. Kenaikan itu cukup signifikan jika dibandingkan bulan Maret yang hanya 101,94 menjadi 103,17. Secara umum, Inflasi selama periode Maret-September cukup rendah yaitu sebesar 0,94 persen.

Pada periode itu, lanjut Suhariyanto, harga eceran beberapa komoditas pokok secara nasional mengalami penurunan. Beberapa harga eceran itu misalnya untuk komoditas pokok seperti beras, daging sapi, minyak goreng, dan gula pasir.

"Kalau dirinci untuk harga beras turun 3,28 persen, Daging Sapi turun 0,74 persen, Minyak Goreng turun 0,92 persen dan Gula Pasir turun 1,48 persen," pungkasnya.

Kondisi di atas menggambarkan inflasi bahan pangan sangat terjaga pada tahun 2018.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andi menyampaikan, data yang dirilis BPST merupakan hasil kerja keras bersama selama 4 tahun. Dan program-program Kementan terbukti berhasil menyejahterakan petani di pedesaan.

Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2019 di Jakarta Senin (14/1) lalu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo menyampaikan, bahwa pertanian mendongkrak perekonomian pedesaan. Khususnya dengan program-program terobosan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan: Stok Pangan Aman, Harga Terkendali, Mafia Dilibas


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler