jpnn.com - JAKARTA- Penjualan tiket semifinal Piala AFF 2016 yang menggunakan sistem online ternyata dianggap tak mengakomodasi suporter kelas menengah ke bawah. Pembelian tiket melalui kiostix.com, menurut fan Timnas, menimbulkan kesan hanya pangsa pasar tertentu yang disasar.
"Sia-sia saya pantengin layar komputer, layar handphone. Sampai sini, ternyata juga nggak bisa beli langsung, kalaupun beli harus pakai kartu kredit bayarnya, Ini eksklusif jatuhnya, mengecewakan," kata Asep (30), saat ditemui di counter kostix FX, Rabu (30/11).
BACA JUGA: Persib Jebol Gawang Perseru Enam Kali, Begini Reaksi Djanur
Memang, keluhan suporter dari pagi sampai malam hari ini, sulit mengakses situs kiostix.com yang menjadi satu-satnua situs penjual tiket semifinal AFF. Karena itu, saat ada info tiket bisa dibeli di counter FX Plaza, mereka langsung menyerbu, tapi ternyata juga tak bisa.
Menurut Asep, dirinya justru curiga ada permainan atau unsur kesengajaan yang membuat tiket sulit didapatkan. Dia menilai, bisa saja ada orang yang terlibat di dalam, dan membuat kondisi pembelian tiket jadi rumit.
BACA JUGA: Kemendesa-Kemenpora Dukung SSB Bintang Timur Gelar Liga Perbatasan
Menurut Asep, salah satunya adalah dengan sengaja menghambat penjualan via online. Dengan begitu, tiket sebagian besar bisa disalurkan ke calo. Dia bisa berkata demikian, karena bersama temannya dari dini hari mencoba membeli tiket via kiostix.com tapi tak kunjung bisa memesan.
"Saya bingung juga, ini Ketum PSSI baru udah dari tentara, tapi kok masih kaya gini. Ya, kalau gini bisa dibilang, tiket kok bisa jebol-jebol juga ya. Nanti lihat deh, calo pasti banyak, kayanya larinya ke mereka ini," tuturnya.
BACA JUGA: Oalah! Server Kiostix Down, Beli Tiket Piala AFF pun Gagal
Dia berharap, masalah ini bisa klir sebelum penukaran tiket dilakukan. Jangan sampai, lanjut dia, banyak suporter Timnas yang ingin membeli tiket kesulitan, saat hari H banyak calo gentayangan. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Parah, Tiket Piala AFF Sampai Rp 2 Juta, Jangan-jangan...
Redaktur : Tim Redaksi